Azab dan Sengsara
Pengarang : Merari Siregar
Penerbit : Balai Pustaka
Tebal :
163 halaman
Ringkasan cerita
Aminuddin adalah anak
seorang kepala kampung yang terkenal kedermawanan dan kekayaannya.
Masyarakat disekitar Sipirok amat segan dan hormat kepada keluarga itu.
Mariamin adalah anak miskin. Ayah Mariamin, Sutan Baringin, sebenarnya termasuk
keluarga bangsawan kaya. Namun, karena semasa hidupnya terlalu boros dan
serakah, ia akhirnya jatuh miskin dan meninggal dalam keadaan demikian. Bagi
Aminuddin, kemiskinan keluarga itu tidaklah menghalanginya untuk tetap menjalin
hubungan. Aminuddin pun berjanji hendak mempersunting Mariamin. Mariamin dan
ibunya senang sekali dengan berita itu. Niat Aminuddin itu disampaikan pula
kepada kedua orang tuanya. Ibunya sama sekali tidak berkeberatan. Bagaimanapun,
almarhum ayah Mariamin masih kakak kandungnya sendiri. Namun, lain halnya
pertimbangan ayah Aminuddin. Sebagai kepala kampung yang kaya dan disegani. Jika
Aminuddin kawin dengan Mariamin, perkawinan itu sama halnya dengan merendahkan
derajat dan martabat dirinya. Itulah sebabbya, Baginda Diatas bermaksud menggagalkanya.
Ayahnya menikahkan Aminuddin dengan seorang gadis yang bernama Siregar. Sungguhpun
begitu, sebagai seorang anak, ia harus patuh pada orang tua. Perkawinan pun
berlangsung dengan keterpaksaan yang mendalam pada diri Aminuddin. Mariamin
sangat terpukul jiwanya. Harapannya musnah sudah. Ia pingsan dan jatuh sakit sampai
beberapa lama.
Setahun setelah
peristiwa itu, atas kehendak ibunya, Mariamin terpaksa menerima lamaran
Kasibun, seorang lelaki kerani yang bekerja di Medan yang sebenarnya baru saja
menceraikan istrinya hanya untuk
mengawini Mariamin. Kasibun kemudian membawa Mariamin ke Medan. Namun rupanya,
penderitaan wanita itu belum juga berakhir. Suaminya ternyata mengidap penyakit
berbahaya semacam AIDS. Inilah sebabnya, Mariamin selalu menghindar jika
suaminya ingin berhubungan intim dengannya. Akibatnya, pertengkaran demi
pertengkaran dalam rumah tangga itu selalu terjadi. Aminuddin tak segan-segan
menyiksa Mariamin. Secara kebetulan, Aminuddin datang bertandang sebagai sorang
tamu, Mariamin menerimanya dengan senang hati, tanpa prasangka apa pun. Namun,
bagi Kasibun, kedatangan Aminuddin itu makin mengobarkan rasa cemburu dan
amarahnya. Tanpa belas kasihan, ia menyiksa istrinya sejadi-jadinya. Tak kuasa
menerima perlakuan kejam Kasibun, Mariamin akhirnya mengadu dan melaporkan
tindakan suaminya kepada polisi. Polisi kemudian memutuskan bahwa Kasibun harus
membayar denda dan sekaligus memutuskan hubungan tali perkawinan dengan
Mariamin. Mariamin akhirnya terpaksa
kembali ke Sipirok, kampung halamannya. Tidak lama kemudian Mariamin meninggal.
Meniggalkan semua azab dan sengsara dunia.
Keunggulan :Kurang menceritakan bagaiman kehidupan
Aminuddin setelah kawin dengan Siregar, apakah mereka benar-benar hidup bahagia
seperti yang diramlakna ayahnya.
Kelebihan :Mampu memicu emosi pembaca dengan tokoh
Kasibun. Membuat pembaca terharu dan terbawa suasana dengan tokoh Mariamin yang
begitu sabar.
Amanat :Janganlah memandang orang hanya dari
materi. Karena materi belum tentu bisa membawa kebahagian.
Tokoh-tokoh toman
Azab dan Sengsara beserta katrakternya.
Baginda diatas:ayah
Aminuddin, seorang yang kaya raya dan disegani dimasyarakat. Dia tidak
menyetujui hubungan aminuddin hendak menpersunting Mariamin.
Istri Baginda :ibu Aminuddin, sangat mendukung
keinginan Aminuddin untuk mempersunting Mariamin.
Sutan Baringin:ayah
Mariamin, meninggal karena tidak tahan menanggung kemelaratan hidup akibat
ulahnya sendiri.
Ibu Mariamin
: ibu Mariamin,seorang ibu yang selalu menginginkan anaknya bahagia.
Aminuddin
:anak yang berbakti kepada orang tua. Meskipun kebanhagiannya ditentukan
orang tua.
Mariamin
:kekasih Aminuddin yang selalu menderita. Hubungan cintanya dengan
Aminuddin pun harus kandas ditengah jalan.
Siregar
: istri Aminuddin atau wanita pilihan orang tuanya Aminuddin.
Kasibun
: suami Mariamin yang menderita penyakit kelamin dan selalu menyiksa
Mariamin.
Pandangan masyarakat
dengan roman ini adalah orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk
anaknya, meskipun tanpa mengetahui apakah anaknya bahagia dengan dengan semua yang
telah dilakukannya.
Belenggu
Pengarang : Armijn Pane
Penerbit : Dian Rakyat
Tebal : 150 halaman
Cetakan : 21 ( tahun 2008 )
Ringkasan cerita
Berawal
dari retaknya hubungan rumah tangga Sukartono (Tono) dan Sumartini (Tini) yang
saling menutup diri dan barprasangka buruk. Tono menikah dengan Tini atas dasar
kecantikan, kepintaran dan keenergikan Tini. Sedangkan Tini memilih Tono karena
ia ingin melupakan masa lalunya yang kurang baik dan lantaran Tono seorang
dokter. Kesibukan Tono seringkali memicu pertengkaran dirumah tangga mereka.
Tini semakin sering keluar rumah karena merasa harga dirinya di lecehkan.
Dokter Tono pun menjadi selingkuh dengan teman lamanya ( teman masa kecilnya )
yaitu Rohayah yang dipanggilnya dengan sebutan Yah. Yah sebanarnya adalah
wanita panggilan setelah kabur dari suaminya yang terpaut usia jauh dengannya.
Ketika Tini pergi ke Solo, Tono semakin
menggila. Bagi Yah Tono adalah harapannya untuk menjadi perempuan yang
sebenarnya. Selang beberapa waktu Tono pun dipilih menjadi juri pada lomba lagu
keroncong di Pasar Gambir dia bertemu dengan teman sekolahnya di Bandung yang
tak lain adalah Hartono. Hartono adalah mantan kekasihnya Tini, namun dia
merubah namanya menjadi Abdul Hamid pada waktu pertama kali berkenalan dengan Tini
dahulu. Sepulang dari menjadi juri Tono sangat kecewa sekali pada Rohayah yang
telah menipunya. Siti Haryati penyanyi pujannya ternyata adalah Yah.ia amat
tidak senang pada sikiap Yah yang selalu berpura-pura. Tono juga tel;ah
mengetahui bahwa Tini istrinya ternoda sebelum mereka menikah. Pikiran yang
menyebar itu menyebabkan ia memaklumi keadaan Yah.Tini yang mulai mengetahui
hubungan gelap Tono dan Yah bermaksud menemui dan mendamprat Yah. Namun,
keinginannya untuk memaki seketika luluh ketika dia bertemu Yah. Tini pun
menyadari kesalahannya karena dia kurang begitu memperhatikan Tono. Ia pun
instropeksi diri bahwa dia bukan lah istri yang baik dan telah gagal menjadi
istri, bahkan ia meminta Yah untuk menjadi istrinya Tono dan menjaga Tono.
Penyataan itu disampaikan Tini kepada Tono, Tono pun tersadar, ia masih
berharap Tini menjadi istrinya. Tatapi tekad Tini sudah bulat untuk bercerai.
Akibat perceraian itu Tono sangat sedih. Tini memutuskan tinggal di Surabaya,
dan Yah pun telah meninggalkan Tono.
Keunggulan : buku ini memberikan banyak kesan pembaca dan akan memberikan opini pembaca.
Kelemahan : pengarang buku ini terlalu banyak
menyelipkan kata-kata yang susah dimengerti pembaca.
Amanat : dalam menjalin sebuah hubungan rumah tangga harus ada keterbukaan
antara kedua belah pihak.
Tokoh-tokoh roman belenggu dan
karakternya :
Sukartono : seorang dokter yang mempunyai rasa
kemanusian yang tinggi. Dia termasuk oranng yang dermawan dan suka menolong.
Dia juga sangat mencintai pekerjaannya.
Sumartini : perempuan modern yang mempunyai masa lalu
yang kelam karena bebas bergaul. Dia selalu merasa kesepian karena suaminya
selalu berada diluar rumah untuk mengobati pasiennya dan membiarkan Tini
kesepian.
Rohayah : korban kawin paksa orang tuanya. Dia
sangat frustasi sehingga menjadi wanita panggilan. Diam-diam dia sangat
mencintai Tono.
Pandangan
masyarakat terhadap roman ini :
Dengan membaca roman ini kan
memberikan satu opini masyarakat, bahwa apabila kehidupan rumah tangga yang
dibangun dari tidak adanya rasa cinta antara suami dan istri, maka akan terjadi
hubungan yang tidak harmonis dan berdampak perceraian pada hubungan rumah
tangga tersebut.hal inilah yang akan ditajutkan seseorang manakala dia berumah
tangga tanpa didasari rasa cinta. Mereka tidak pernah akur, tidak pernah saling
bertukar pikiran, dan tidak saling terbuka. Masing-masing memecahkan masalahnya
sendiri-sendiri, sering salah paham dan sering bertengkar. Itulah sebanya
masyarakat menghindari kawin paksa.
Cinta dan Kewajiban
Pengarang : L.wairata dan Nur Sutan Iskandar
Penerbit : Balai Pustaka
Tebal : 104 halaman
Ringkasan cerita
Dalam
novel ini diceritakan seorang perempuan penyabar dan baik hati yang bernama
Sina dan mempunyai suami bernama Steven. Pernikahan Sina dan Steven tidak
direstui orang tuanya, sehingga ia kawin lari. Karena marah akan kelakuan
anaknya dan menaggung malu yang begitu sangat,orang tua Sina mengutuknya
hidupnya akan celaka didunia. Tentang Steven, pada mulanya dia bertabiat
baik,namun setelah surat dari orang tua Sina yang berisi kutukkan itu sampai
ketangan Sina sifatnya menjadi berubah. Perangainya kasar, Sina seringt mendapat
sepak terjang darinya, dan dia juga seorang pemabuk. Sebagai seorang istri yang
setia meskipun diperlakukan kasar oleh suami Sina berusaha sabar dalam
mengarungi hidup berumah tangga. Namun, kesabaran Sina berbuah penderitaan
batin. Akibat dari tekanan tersebut Sina menderita sakit dan akhirnya
meninggal.
Sina
mempunyai 2 anak yang bernama Ani dan Andi. Ani mempunyai perangai sabar
seperti ibunya. Dari ibunyalah Ani mendapat pelajaran tentang hidup sebagai
seorang istri yang harus patuh dan setia kepada suami, berbuat baik kepada
orang tuanya dan selalu mendahulukan kewajiban daripada cinta.
Sepeninggal
ibunya Ani selalu sabar merawat ayahnya yang bengis dan kejam itu. Berkat Ani
akhirnya Steven kembali menjadi orang tua yang baik. Tetapi sifat ini tak berlangsung
lama sejak Steven menikah lagi dengan seorang perempuan bernama Ros. Ros adalah
tipe perempuan yang bengis, kejam dan jahat. Karena pengaruh Ros itulah
perangai Steven berubah kembali menjadi buruk. Dari ibu tirinya itulah Ani
selalu mendaoat perlakuan yang tidak baik sehingga ia menderita.
Ani
adalah bunga desa di desanya itu. Pada suatu hari datanglah seorang laki-laki
bernama Bram yang mencintai Ani dan bermaksud melamar Ani. Ani mau menjadi
istri Bram dengan syarat Bram mampu mengembalikan perangai ayahnya seperti
dahulu, Bram pun mau menerima permintaan itu.
Ros tidak
senang melihat hubungan Ani dengan Bram. Akhirnya Ros menghasut dan membujuk
ibunya Bram untuk menunangkan Bram dengan Fien yang tak lain adalah keluarganya
Ros. Mendengar pertunangan itu Bran tidak suka dan memutuskan
pertunangannya dengan Fien. Bram pun
datang kepada Ani untuk melamarnya. Namun, lamaran Bram ditolak Ani dengan
alasan dia mau menjadi istri Bram asalkan Fien sudah menikah dengan lelaki
lain.
Dalam
kisah selanjutnya Ros meninggal saat hendak melahirkan. Fien akhirnya menikah
dengan kakak Ani yang sudah lama berdinas menjadi tentara yang bernama Andi.
Sejak pernikahan Andi dan Fien, Steven
dikabarkan mati terbakar di kedai minuman karena sedang mabuk.
Sepeninggal
ayahnya, Ani pun mengirim surat bahwa dia menerima lamaran Bram dan sipa
menjadi istrinya.
Keunggulan : roman ini mampu memberikan sebuah inspirasi
pada kita bahwa harus mendahulukan kewajiban dari pada cinta.
Kekurangan : pengarang tidak begitu kuat dalam merangkai
kata-kata yang indaah dalam roman ini.
Amanat : bersifat baiklah kepada semua orang,
terutama dengan orang tua. Walaupun dulunya orang tua kita kurang baik denhgan
kita. Suatu saat kebaikan akan mencairkan sikap orang yang dulunya beku.
Tokoh dan
karakter dalam roman ini.
Ani
: gadis yang penyabar dalam menghadapi
sikap ayahnya yang selalu mabuk-mabukan.
Bram : pemuda yang sangat mencintai Ani yang
bekerja diluar daerah juga.
Sina : ibunya Ani yang juga sangat sabar sampai
matinya dalam menghadapi perlakuan suami yang tidak wajar terhadapnya. Sina
mendapat kutukan dari orang tuanya karena memilih Steven sebagai suami dan
kabur dari orang tuanya.
Steven : suami Sina yang suka mabuk-mabukan
dan selalu berlaku kasar pada Sina dan Ani.
Ros : ibu Tiri Ani yang terkenal sangat jahat
dan licik dan jahat sebelum dia meninggal pada saat melahirkan.
Andi : kakak kandung Ani yang bekerja diluar
daerah.
Fien : istri dari Andi sekaligus kawan Ani yang
sempat hendak menikah dengan Bram.
Dibawah Lindungan Kakbah
Pengarang : Haji Abdul Malik Karim Amrullah
Penerbit ; Bulan Bintang
Tebal : 83 halaman
Cetakan : tahun 1938
Hamid
adalah seorang anak yatim yang miskin. Dia diangkat anak oleh keluarga Haji
Jafar yang kaya raya. Perhatian Haji Jafar dan istrinya, Aisyah, terhadap
pemuda itu sangat baik. Mereka sangat menyayanginya sebab pemuda itu sangat
rajin, sopan, berbudi luhur, dan taat beragama. Mereka juga menyekolahkan Hamid
di sekolah rendah bersama-sama anak kandung mereka, Zaenab. Ketika mereka
beranjak remaja, dalam hati mereka mulai tumbuh perasaan lain, suatu perasaan
yang belum mereka rasakan sebelumnya. Hamid merasa bahwa rasa sayang
terhadap Zaenab bukan lagi perasaan sayang kepada adiknya. Demikian pula
halnya dengan Zaenab.
Setelah
tamat dari sekolah rendah, Hamid melanjutkan sekolah ke Padang Panjang,
sedangkan. Zaenab tidak melanjutkan sekolahnya. Dan pada saat itu juga,
Hamid benar-benar harus menguburkan perasaan cintanya kepada Zaenab ketika Haji
Jafar, ayah Zaenab yang sekaligus ayah angkatnya, meninggal dunia. Tidak
lama kemudian , ibu kandungnya pun meninggal dunia. Sejak kematian ayah
angkatnya, Hamid tidak dapat menemui Zaenab lagi karena gadis itu telah
dipingit ketat oleh mamaknya. Hati Hamid semakin hancur ketika ia mengetahui
bahwa mamaknya, Asiah, akan menjodohkan Zaenab dengan seorang pemuda yang
memiliki hubungan kekerabatan dengan almarhum ayah angkatnya. Bahkan, Mak
Asiah menyuruh Hamid untuk membujuk Zaenab agar gadis itu menerima pemuda
pilihan ibunya sebagai calon suaminya. Maka, dengan sangat terpaksa,Zainab
menerima pemuda pilihan orang tuanya.
Betapa
sedih dan hancurnya hati Zaenab ketika ia menerima surat dari Hamid yang
mengungkapkan segala isi hatinya yang pada saat itu ada di Medan. Gadis
itu merasa tersiksa karena ia pun mencintai Hamid. Ia sangat merindukan
pemuda itu. Karena selalu dirundung kesedihan, Zaenab menjadi sering
sakit-sakitan dan ia kehilangan semangat hidupnya.
Setelah
setahun berada di Mekkah, Hamid bertemu dengan dengan Saleh, seorang teman kampungnya
yang akan melaksanakan ibadah Haji. Ketika itu Saleh menjadi tamu di
penginapan tempat Hamid bekerja. Istri Saleh, Rosna adalah teman dekat
Zaenab sehingga Hamid dapat mendengar kabar tentang Zaenab. Dari
penuturan Saleh, dia mengatahui bahwa Zaenab pun mencintai dirinya. Sejak
kepergiannya, gadis itu sering sakit-sakitan. Ia sangat menderita batin
karena ia menanggung rindu kepadanya. Ia juga mengetahui bahwa gadis itu
tidak jadi menikah dengan pemuda pilihan ibunya karena suatu alasan.
Rosna memberikan surat dari Saleh kepada
Zaenab. Yang menceritakan bahwa Hamid
masih menantikan Zaenab, dan ia pun memberitahukan bahwa hamid akan pulang ke
kampung halamannya bila mereka telah menunaikan ibadah haji. Ketika membaca
surat itu, betapa gembiranya hati Zaenab. Hamid pun menerima surat balasan
dari Zaenab dengan suka
cita. Semangatnya untuk segera kembali ke kampung semakin
mengegebu-gebu. Dia sangat merindukan kekasihnya. Itulah sebabnya,
dia memaksakan diri untuk menunaikan ibadah haji sekalipun dalam keadaan sakit.
Namun sepulang melakukan wukuf di Padang Arafah, kondisi tubuhnya semakin
melemah.
Pada
saat yang sama, Saleh mendapat kabar buruk dari istrinya bahwa Zaenab telah
meninggal dunia. Ia tidak memberitahukan kepada Hamid karena keadaan
pemuda itu sangat sakit parah. Namun, Hamid mendesaknya untuk
menceritakan surat tersebut. Hati Hamid sangat terpukul mendengar kenyataan
itu. Namun karena keimanannya kuat, dia mampu menerima kenyataan pahit
itu dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Keesokan
harinya, dia tetap memaksakan diri untuk
berangkat ke Mina. Namun, dalam perjalanannya, dia terjatuh, sehingga
Saleh mengupah orang Baduy untuk memapahnya.Setelah acara di Mina, keduanya
berangkat menuju Masjidil Haram. Ketika mereka selesai mengelilingi
Ka’bah, Hamid minta diberhentikan di Kiswah. Sambil memegang Kiswah itu ,
ia mengucapkan.” Ya, Rabbi, ya
Tuhanku Yang Maha Pengasih dan Penyayang” beberapa kali.
Suaranya semakin melemah dan akhirnya berhenti selama-lamanya. Hamid
telah meninggal dunia di hadapan Ka’bah, rumah Allah.
Keunggulan :Pengarang
buku ini sangat mahir dalam menggunakan pesona kata-kata dalam setiap surat
yang dibuatnya, dia pun masih menggunakan budaya Minang yang masih kental.
Amanat :Roman
ini mengajarkan kita banyak hal, cinta kepada manusia tidak selamanya bisa
meiliki, namun cinta yang berdasarkan atas Tuhannya akn selamnya memiliki dan
hakiki.
Karakter dan nama-nama tokoh
Hamid :
yatim piatu yang sopan, baik dan taat beribadah. Cintanya dengan Zainab tak
sampai karena terhalang maut yang telah menjemput.
Zainab :
anak haji Ja’far yang sangat mencintai Hamid. Dia meninggal karena jatuh sakit
dan terlalu merindukan Hamid.
Haji Ja’far :
orang tua angkatnya Hamid. Dialah orang yang telah merawat Hamid.
Aisyah :
istri Haji Ja’far yang juga sangat sayang kepada Hamid.
Saleh :sahabat Hamid yang bertemu dengan Hamid
ketika di Mekah.
Rosna :
istri Saleh yang sekaligus juga sahabatnya Zainab.
Karena Anak Kandung
Penerbit : Balai Pustaka
Pengarang : M. Enri
Tebal : 162 halaman
Cetakan : 1 tahun 1940
Ringkasan Cerita
Berawal dari pernikahan yang
tidak didasari rasa cintaantara Khairil dan Rukayah melahirkan seorang anak
yang diberi nama Noviar, mereka menikah karena keinginan orang tua. Mereka anak
beranak mulanya tinggal di Padang. Namun karena terjadi malase pada masa itu,
akhirnya mereka pun memutuskan kembali ke desa tempat orang tua mereka tinggal
yaitu Gadut. Sudah berbulan-bulan lebih mereka tinggal di desa, tetapi Khairil
tetap saja masih menganggur. Karena hasutan-hasutan St. Malakewi kakak iparnya
Rukayah yang terkenal kaya, angkuh dan memang sangat membenci Khairil lantaran
mertuanya menolak lamaran Jamali, keponakkannya Khairil dan Rukyah pun
bercerai. Rukayah pun menikah dengan Jamali. Namun, pernikahan mereka tak
berlangsung lama, karena semenjak Rukayah memutuskan Noviar untuk tinggal
bersamanyadi Medan, ternyata Rukayah pun mengetahui bahwa Jamali tidak pernah
suka denagn Noviar dan bermaksud menyingkirkannya. Agar kasih sayang Rukayah
hanya semata-mata tercurah kepada
Jamali. Setelah percerai Rukayah dengan Jamali, Rukayah pun menulis
surat kepada Khairil yang diselipkannya disaku anaknya. Surat tersebut berisi
bahwa Rukayah menyuruh Khairil untuk kembali menjadi suaminya atas dasara bahwa
mereka sama-sama menyayangi Noviar. Tapi Khairil menolak permintaan itu.
Beberapa tahun setelah itu Khairil pun tinggal di Jakarta atas dasar
kerjaannya. Khairil pun bertemu dengan Asni kekasih lamanya, sebelum dia
menikah dengan Rukayah. Pada saat itu Khairil menjadi bimbang untuk meneruskan
kembali hubungannya dengan Asni. Ditengah kebimbangannya itu, Khairil pun
mengambil keputusan yang pahit. Yaitu memutuskan hubungannya denagn Asni
melalui sebuah surat yang sengaja ditinggalkannya di rumahnya sehari sebelum
keberangkatan Asni ke Pontianak.
Keunggulan : pengarang mampu memberikan kesan yang mendalam pada pembaca pada
tokoh Khairil.
Kelemahan : pengarang tidak begitu jelas menggambarkan apa yang terjadi
setelah jamali cerai dengan Rukayah. Dan bagaiman reaksi St Malakewi pada saat
itu.
Amanat : kasih sayang orang tua kepada anak melebih kasih sayang
orang tua pada dirinya sendiri. Oleh karena itu hormatilah orang tua yang telah
merawat dan membesarkan kita.
Tokoh dan karakter tokoh
Khairil : laki-laki yang mampu memutuskan cintanya demi seorang anak
kandung yang takut kasih sayangnya terbagi antara anak dan kekasih hatinya.
Rukayah : istri Khairil yang tega minta cerai demi mengejar impiannya
untuk menjadi istri Jamali yang kaya.
St Malakewi : kakak iparnya Rukayah yang kaya, namun sangat angkuh dan sombong dengan kekayaannya.
Dia lah orang yang telah menghasut Rukayah untuk bercerai dengan Khairil karena
dia sangat benci pada Khairil.
Noviar : anak dari pasangan Khairil dan Rukyah.
Asni : kekasih hatinya Khairil yang di putuskan Khairil pada
saat Khairil dijodohkan orang tuanya pada Rukayah.
Jamali : suami Rukayah yang sangat tidak senang dengan
keberadaan Noviar.
Kalau Tak Untung
Pengarang : Selasih ( Sariamin Ismail )
Penerbit : Balai Pustaka
Tebal : 156 halaman
Ringkasan
Dikisahkan
seorang gadis kecil bernama Rasmani tinggal bersama orang tua, kakak, dan
adiknya di sebuah desa terpencil. Mereka hidup sangat berkekurangan dan dijauhi
oleh penduduk sekitar. Ia memiliki seorang sahabat bernama Masrul. Rasmani
sudah menganggap Masrul sebagai seorang kaka.
Ketika
mereka beranjak remaja, Masrul merantau ke Painan untuk mencari pekerjaan.
Rasmani dan Masrul sama-sama merasa kehilangan, meskipun mereka tidak menyadarinya.
Bahkan ketika Masrul ditunangkan dengan seorang gadis bernama Aminah, keduanya
semakin sedih.
Di
Painan, Masrul jatuh cinta pada seorang gadis bernama Muslina karena kecantikan
dan kekayaan orang tua Muslina. Hingga akhirnya, ia menikah dengan Muslina dan
memutuskan pertunangannya dengan Aminah, serta berusaha melupakan Rasmani
meskipun ia tidak bisa. Mendengar berita pernikahan itu Rasmani semakin sedih,
meskipun ia tak menunjjukkan perasaannya itu kepada Masrul.
Beberapa
tahun kemudian Masrul bercerai dengan Muslina karena banyaknya masalah
keluarga. Masrul kembali ke desanya dan disambut hangat oleh Rasmani dan
keluarganya. Masrul pun memberanikan diri untuk menyatakan cintanya kepada
Rasmani. Rasmani yang sangat mencintai Masrul tidak menolak. Namun, Rasmani
yang terus mengalami depresi berat karena kekasihnya itu, mulai melemah dan
sakit-sakitan. Hingga akhirnya, ia meninggal. Sebelum meninggal, Rasmani
berpesan kepada Masrul bahwa ia sangat mencintai Masrul.
Keunggulan : pengarang sangat berhasil melukiskan
keadaan dan setiap kejadian yang dialami
para tokoh.
Amanat : sebaiknya janganlah memilih seorang
pasangan hidup yang belum begitu kita kenal.
Dapat
kita ambil pelajaran dari roman ini
yaitu, janganlah menikah dengan orang yang masih memiliki hubungan darah atau
keluarga dengan kita. Karena itu akan merusak citra keluarga masing-masing
apabila terjadi kesalah pahaman atau sejenisnya.
Tak Putus Dirundung Malang
Pengarang : Sutak Takdir Alisyahbana
Penerbit : Dian Rakyat
Tebal : 177 halaman
Cetakan : Tahun 2008
Ringkasan cerita
Syahbudin
adalah ayah dari 2 orang anak, kesabaran dan ketabahannya adalah kekuatannya
setelah ditinggal mati oleh istrinya karena terlalu pahit beban, kemiskinan dan
penderitaan yang dipikulnya. Dalam mencari kehidupan yang mapan syahbudin pergi
merantau dan meninggalkan kedua anaknya yang bernama Laminah dan Mansur. Mereka
berdua dititpkan kepada saudara kandungnya
Syahbudin yaitu Andung Japisah. Sekembalinya dari merantau Syahbudin
kembali ke Negeri Ketahun tanah kelahirannya dengan membawa penyakit yang
mengakibatkan malaikat mencabut nyawanya. Menjadi lengkaplah penderitaan Mansur
dan Laminah tiada mempunyai ayah dan ibu. Mansur dan Laminah diasuh oleh
bibinya yang dipanggilnya Andung Japisah, tetapi sayang suaminya tidak memiliki
hati nurani, berbagai caci maki dan pukulan diterima Mansyur dan Laminah tiap
hari.
Akhirnya mereka pergi mengadu
nasib di negeri seberang, Bengkulu, dengan harapan dapat menemukan nasib yang
lebih ramah pada mereka. Disana mereka tinggal disebuah toko roti tempat mereka
bekerja. Tak lama kemudian mereka keluar karena tak terasa lagi kenyamanan oleh
Laminah tinggal di toko tersebut karena Sarmin pegawai baru di toko itu berniat
menodai kegadisannya. Sekeluarnya Mansyur dan Laminah dari toko roti, Mansyur
mendapat pekerjaan ditoko orang Cina. Namun sayang nasib sial tak pernah jauh
dari mereka, Mansyur dipenjara karena dituduh mencuri uang orang. Sungguh kalut
hati Laminah pada nasib yang menimpa kakaknya. Laminah bertambah kalut dan
hancur setelah pertemuannya dengan Darwis, hingga dia tak mampu lagi berdiri
menghadapi segala petaka yang selalu menghampirinya dan dia menyerah pada
permainan nasibnya. Malam telah terjadi tragedi pada Laminah, yang sudah tak
tahan lagi menanggung noda kehidupannya tanpa berpikir panjang Laminah pun terjun kedalam laut.
Mansur
telah keluar dari penjara, mendengar cerita itu dia tiada lagi bersemangat
hidupnya, hanyalah ingin mati di pelabuhan laut seperti adik kesayangannya,
hingga beberapa waktu kemudian kapal yang membawa Mansur berlayar tenggelam
karena badai yang menghantam. Akhirnya Mansur pun meninggal seperti yang di
cita-citakannya.
Keunggulan : roman ini selalu memberikan banyak petuah
yng disampaikan pengarang melalui kata-kata yang di lontarkan Laminah dan
Mansyur.
Kelemahan : roman ini tidak begitu jelas menggambarkan
bagaimana kejadian saat Laminah bunuh diri dilaut. Pengarang menceritakannya
hanya lewat makna yang tersurat saja.
Amanat : dari roman ini kita dapat mengambil
hikmah dibalik kejadian yang telah menimpa Mansyur dan Laminah. Setiap insan
yang bersaudara itu harus saling mengasihi disaat susah maupun senang. Dan
keadilan di akhirat itulah yang lebih berat darpiada keadilan didunia.
Karakter
dan tokoh dalam roman ini
Laminah : gadis malang yang selalu mendapatkan
kemalangan. Dan mendapat penderitaan bathin berkepanjangan.
Mansyur : kakak kandung Laminah, pemuda yang
sangat menyanyangi Laminah dan selalu melindungi Laminah.
Japisah : adik kandungnya syahbudin. Japisah
sangat menyayangi Laminah dan Mansur. Tetapi dia tidak mampu melawan suaminya
yang selalu bersikap kasar kepada kakak beradik tersebut.
Marzuki : suami Japisah yang sangat kejam dan
bengis dalam meperlakukan Mansyur dan Laminah.
Darwis : pegawai yang sama-sama
bekerja di toko roti dengan Masyur dan Laminah. Dia juga sangat buaya dan
pernah hendak memperkosa Laminah.
Roman ini
selalu mengajarkan kesabaran dalam meghadapi setiap cobaan yang datang menimpa
kita.
Sebabnya Rafiah Tersesat
Pengarang : Aman Dt. Majoindo dan Soerjono Hardjosoemarto
Penerbit : Balai Pustaka
Tebal :127 halaman
Cetakan : 2 (1955)
Ringkasan cerita
Ahmad adalah seorang pegawai yang
bekerja pada salah satu bank di Jakarta.
Ia mempunyai istri yang bernama Rafiah dan seorang anak yang bernama Muhammad
Ali. Baru-baru ini Ahmad mendapat tambahan gaji sebesar Rp.130. ia pun menjadi
berkeinginan pindah rumah ke pinggir jalan besar. Namun, keinginan itu awalnya
tidak disetujui oleh Rafiah, karena Rafiah berkeinginan membeli rumah sendiri dengan cara menabung
sedikit-sedikit walaupun buruk. Namun, akhirnya Rafiah menyetujui keinginan
Ahmad untuk pindah karena beberapa alasan Ahmad.
Akibat terbawa pergaulan di kota
dan mempunyai rasa malu yang tinggi, Rafiah pun mulai terbiasa berhutang
barang-barang seperti permata, intan dan perabotan rumah yang dulu tidak pernah
dilakukannya karena saran Ahmad yqng tidak mau dipandang rendah oleh
rekan-rekannya. Kebahagian yang dirasai oleh keluarga tersebut tidak berlangsung
lama. Gaji Ahmad yang Rp.130 tidak mampu
lagi mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka karena dililit hutang dan pajak
motor yang beberapa bulan baru dibelinya. Dengan kondisi ekonomi yang seperti
itu tiba-tiba Ahmad di PHK karena bank tempatnya bekerja tidak mampu lagi
menggaji karyawannya. Mereka pun memutuskan pindah ke gang Kemayoran kecil dan
tinggal di rumah yang agak buruk yang dibeli dengan uang pesangon yang
diberikan saat Ahmad di PHK. Tanpa terduga Ali anak semata wayang mereka jatuh
sakit, sedang Ahmad sampai saat itu belum mendapat pekerjaan, makin hari
penyakit Ali bertambah parah bertamvbah parah. Dokter menyarankan agar Ali
dibawa ke Sukabumi atau ke Bogoruntuk mencari suasana yang dingin. Namun pada
saat itu Rafiah dan Ahmad sama sekali tidak mempunyai uang, karena uang mereka
habis untuk membayar ongkos berobat Ahmad yang kecelakaan saat mengendarai
motornya pulang dari Bogormencari pekerjaan. Demi anak yang dikasihinya, Rafiah
rela menjual dirinya kepada Bajuri yang tak lain adalah Abu Bakar yang pernah
memin tanya untuk melayaninya karena hutang yang mesti dibayar perminggu. Stela
mendapat uang dari Abu Bakar Rafiah
bergegas pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Rafiah mendapati anaknya sudah
tertutup kain kapan, dan dia pun
menjerit. Setelah kematian anaknya, pikiran Rafiah menjadi terganggu. Setiap
bertemu anak yan g sebaya dengan Ali, dia menjerit-jerit memanggil dan membelai
anak itu. Pada saat anak itu menjauh, Rafiah pun menangis.
Keunggulan : Buku ini mengajarkan kita banyak hal dan
mampu membuat diri kita menjadi sadar. Jadi sangat layak untu dibaca.
Kelemahan : Pengarang seriong mengulang kata-kata yang
sama.
Amanat : Roda kehidupan itu selamanya berputar.
Ada kalanya kita berada di atas, dan adakalanya kita berada dibawah. Maka dari
itu, saat kita berada di atas, kita harus mempersiapkan diri jika suatu saat
kita berada dibawah.
Beberapa
tokoh dan karakternya
Rafiah : wanita kampung yang selalu hidup
sederhana dan tidak terbiasa hidup mewah. Namun karena desakan dari suaminya, dia
pun mulai terbawa budaya kota.
Ahmad : suami Rafiah yang mempunyai harga
diri tingggi. Dia bekerja pada sebuah bank. Dia tidak mau dipandang rendah oleh
rekan sekerjanya.
Ali : anak Rafiah dan Ahmad yang
meninggal karena di serang penyakit yang parah.
Pandangan
masyarakat pada roman ini adalah kebiasaan berhutang seperti yang sering
dilakukan masyarakat kota untuk memenuhi hawa nafsunya menjadikan berbagai
macam pelajaran.salah satunya yaitu pengeluaran harus seasuai dengan
pendapatan. Jangan lebih besar pasak daripada tiang.
Sengsara Membawa Nikmat
Pengarang : Tulis Sutan Sati
Penerbit : Balai Pustaka
Tebal : 192 halaman
Cetakan : 1928
Ringkasan cerita
Roman
ini bercerita tentang dua orang pemuda yang saling bermusuhan, yaitu Midun dan
Kacak. Midun anak miskin berbudi baik, sopan, sabar, dan taat beragama. Kacak
adalah anak orang kaya, mamaknya penghulu laras di desa itu. Makanya dia
sombong dan bangga dengan kekayaan orang tuanya. Karena Midun disukai banyak
orang, Kacak menjadi iri, itulah pangkal dari permusuhannya. Suatu hari istri
Kacak terjatuh kedalam sungai dan hamper terbawa arus. Kebetulan Midun berada
didekat kejadian, dia pun menyelamatkan wanita itu. Namun Kacak menanggapi
pertolongan Midun dengan menuduhnya memperkosa istrinya. Kaqacak menanntang
Midun berkelahi. Perkelahian itu dimenangkan oleh Midun. Kacak pun semakin
membenci Midun. Ketika Midun dan Maun,
sahabatnya sedang menonton pacuan kuda di Bukittinggi, mereka diserang oleh
Lenggang yang tak lain adalah orang suruhannya Kacak untuk membunuh Midun.
Mereka ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara kompeni karena dianggap membuat
huru hara. Sedangkan Maun bebas dari tuduhan karena sengaja tidak
dilibatkan Midun. Didalam penjara, Midun
mendapat perlakuan yang tidak wajar.waktu mengerjakan tugas sehari-hari d
penjara Midun berkenalan dengan Halimah lewat kalung Halimah yang ditemukan
Midun. Setelah keluar dari penjara Midun membawa Halimah kabur ke Bogor karena
Halimah hendak dipaksa ayah tirinya. Mereka menemui ayahnya Halimah. Beberapa
lamanya Midun tinggal di rumah ayahnya Halimah. Karena Midun merasa kurang enak
merepotkan keluarga Halimah, Midun pun pergi ke Jakarta mencari pekerjaan. Dia
bertemu dengan saudagar Arab yang kaya raya, namun sebenarnya rentenir. Tanpa
berprasangka buruk Midun menerima pinjaman uang dari rentenir itu. Saudagar
kitu merasa iri karena usaha Midun berkembang pesat. Dia pun menagih hutang
pinjaman Midun dengan melebihi pinjaman yang sebenarnya. Karena Midu tidak mau
membayar dengan jumlah sesuai yang diminta, saudagar itu meminta Midun
menyerahkan Halimah. Midun pun marah,dia masuk penjara lagi karena laporan
saaudagar dari Arab tadi. Sekuarnya dari penjara Midun bekerja sebagai
sekretaris, dia pun mempersunting Halimah. Ketika Midun mendapat tugas ke
Medan, dia bertemu dengan Manjau, adiknya. Manjau menceritakan bahwa ayahnya
sudah me ninggal, harta peninggalan ayanhnya pun telah habis, karena direbut
keponakannya dan ongkos hidup sehari-hari. Beberapa lamanya Midun pun pindah ke
Bukitinggi, dia ditempatkan sebagaui Asisten Demang di daerah asalnya. Karena
takut kecurangannya dalam menggelapkan uang Negara terbongkar oleh Midun, kacak
pun meninggalkan daerah itu dan tak pernah kembali lagi. Midun hidup bahagia
dengan keluarganya dan diangkat menjadi Datuk Paduka Raja.
Kekurangan
: Roman ini kurang menekankan hal-hal
yang mempunyai kesan mendalam pada setiap tokoh.
Kelebihan :Roman ini mengajarkan kita untuk selalu
bersabar dalam menghadapi berbagai macam cobaan.
Amanat :Dari roman ini kita bisa mengambil
amanat yang ingin disampaikan pengarang yaitu berakit-rakit kehulu berenang
ketepian, bersakit-sakit dahulu, senang kemudian.
Tokoh
dan karakter pada roman ini.
Midun : pemuda yang sopan, baik, rajin
beribadah dan mempunyai ilmu bela diri yang hebat.
Kacak : anak orang kaya yang terkenal
sombong dengan kekayaan orang tuanya dan sangat membenci Midun.
Maun : sahabat Midun.
Halimah : istri Midun yang hendak dipaksa ayah
tirinya.
Manjau : Adik Midun.
Lenggang : orang suruhannya Kacak untuk membunuh
Midun.
SiJamin dan SiJohan
Penerbit : Balai Pustaka
Tebal : 102 halaman
Pengarang : Merari Siregar
Ringkasan cerita
Diceritakan
ada sebuah keluarga. Ayah bernama Bertes dan Ibu bernama Mina, mempunyai 2
orang anak bernama Jamin yang berumur sekitar 8 tahun dan Johan sekitar 6
tahun. Bertes bekerja sebagai serdadu. Ketika ditugaskan di Kutaraja ia suka
mabuk-mabukan dan mengindap penyakit beri-beri. Setelah sembuh dari penyakitnya
Bertes dan keluarganya pindah ke Jakarta. Namun, Bertes dikeluarkan dari
pekerjaannya karena tidak kuat lagi bekerja. Mereka pun hanya hidup dari uang
pensiunan.
Mulailah
Bertes jarang pulang, dan walaupun pulang selalu dalam keadaan mabuk dan sering
menendang istrinya. Tanpa sepengetahuan Bertes ternyata Mina menderita penyakit
batuk darah. Suatu waktu penyakit Mina pun bertambah parah dan akhirnya ia
meninggal.Sepeninggal Mina, Bertes pun menikah lagi dengan perempuan bernama
Inem. Mulai saat itulah keadaan menjadi berubah. Bertes semakin jarang pulang
kerumah bahkan tidak pernah. Inem menggadaikan pakaian-pakaian Mina , Jamin
disuruh mengemis dan Johan pun sering mendapat pukulan dari Inem ibu tirinya.
Pagi-pagi
sekali jamin dibangunkan dan disuruh mengemis dan tidak boleh pulang sebelum
mendapat uang setengah rupiah. Sekian lamanya Jamin belum juga mendapat uang
setengah rupiah itu, ia pun tertidur didepan toko orang Cina milik Kong Sui
dalam kedaan pucat. Jamin pun diberi makan, dibelikan pakaian yang layak dan
diberi sejumlah uang.Sampai di rumah Jamin pun tidak menyangka kalau didalam
celana yang diberikan kong Sui tadi terdapat sebuah cincin. Jamin bermaksud
mengembalikan cincin tersebut, tapi diketahui dan diambil oleh ibu tirinya,
Jamin
disuruh mengemis lagi, dan dia bermaksud membantah, tetapi usahanya gagal. Ketika Jamin sedang mengemis,
Johan pun datang memberikan cincin tadi kepada Jamin yang diambil Johan
ditempat ibunya menyembunyikan cincin tersebut. Ditengah jalan jamin tertabrak
Truk dan mengalami luka parah pada saat hendak mengembalikan cincin bersama Johan
kerumah Kong Sui. Jamin segera dibawa ke rumah sakit sedangkan Johan bergegas
menemui Kong Sui untuk mengembalikan cincin dan menceritakan kejadian yang baru
dialaminya. Jamin sekarat, tetapi dia masih sempat berkata-kata kepada Johan,
Kong Sui beserta Istrinya sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Sepeninggal
Jamin, Johan pun dibesarkan dan disekolahkan oleh Kung Sui.
Keunggulan : pengarang mampu menaikkan emosi pembaca dan
membuat pembaca bisa menangis karena kasihan dengan tokoh Si Jamin yang masih
kecil sudah mendapat perlakuan keras dari ibu tirinya.
Kelemahan : roman ini bisa juga membuat pembaca kecewa
dan tidak puas, karena di akhir cerita tokoh Jamin tidak diakhiri pengarang
dengan meninggal dunia.
Amanat : biar bagaimanapun kekejaman dunia yang
telah membuat kita bosan untuk menjalaninya, kita tetap harus sabar dan
tawakal. Kita juga harus percaya suatu saat kita akan mendapatkan kebahagian
yang lebih sempurna.
Karakter
dan tokoh.
Jamin : seorang bocah yang berusia sekitar 8 tahun
yang harus meminta-minta demi tuntutan hidup dan suruhan ibu tirinya. Jamin
bocah yang sangat menyayangi adiknya.
Johan : bocah yang berusia 6 tahun ( adik Jamin )
yang juga mempunyai nasib yang hampir mirip dengan Jamin.
Mina : ibu kandung Jamin dan Johan yang sangat
sabar dalam menghadapi suami. Dia meninggal karena penyakit TBC.
Bertes : ayah dari Jamin dan Johan yang suka
mabuk-mabukan dan berjudi. Tak jarang dia menendang Mina setiap pulang ke Rumah
dalam keadaan mabuk.
Inem : ibu tiri Jamin dan Johan yang sangat kejam,
bengis dan kasar.
Kong Sui : orang Cina yang baik hati danm dermawan.