NAMA : NORHALIMAH
NIM : A1B110239
MK : KAJIAN SASTRA
DOSEN : DRA. MARIA LAS, M. PD.
RESENSI ROMAN TENGGELAMNYA KAPAL
VANDERWICK
1.
Identitas
Buku
Judul Buku : Tenggelamnya Kapal vanderwick
Pengarang :
Hamka
Penerbit :
Bulan Bintang
Tahun terbit : Rabius Sani, April 2008
Cetakan ke : 31
Cetakan 1 (1939)
Tebal : 236 halaman
Kategori :
novel sastra
Kota terbit : Jakarta
2.
Biografi
penulis
Hamka
ialah Haji Abdul Malik Karim Amrullah dan merupakan putra dari Haji Abdul Karim
Amrullah seorang ulama pembaharu Islam yang terkemuka di Sumatra Barat.
Meskipun sekolajnya hanya sampai kelas II Sekolah Dasar saja, namun ia mendapat
pendidikan agama dan bahasa Arab yang luas dan dari ayahnya. Beliau dilahirkan
tahun 1908 dan meninggal pada tahun 1981. Roman pertama yang diterbitkan adalah
Dibawah Lindungan Kakbah.
3.
Sinopsis
Berawal
dari pertemuan yang tak disengaja antara Zainuddin dan hayati di jalan waktu
hujan turun itulah percintaan sepasang kekasih yang penuh derita ini dimulai.
Hubungan kasih Zainuddin dan Hayati tidak disetujui oleh ninik dan mamaknya
Hayati. Dengan alasan Zainuddin tidak bersuku dan bebeda adat itulah mereka
tidak menyetujuinya. Zainuddin dianggap sebagai anak orang Mengkasar oleh orang-orang
Minangkabau sekalipun ayahnya asli orang situ karena ayahnya menikah bukan
dengan orang sesama sukunya. Begitu pula di Mengkasar Zainuddin dianggap orang
padang oleh warga tersebut karena ibunya bersuami ayahnya yang merupakan orang
buangan dari Minangkabau.
Hayati
akhirnya menikah dengan Azis kakak dari sahabatnya Khadijah yang tinggal di
Padang Panjang atas dasar pilihan Hayati dan keputusan mamaknya yang sepakat
menerima Azis dan menolak lamaran Zainuddin. Azis anak orang berada yang masih
sesuku dan terikat kerabat walaupun jauh dengan mamaknya hayati. Awal
pernikahan Hayati dan Azis sangat bahagia karena Azis pandai mengambil dan
menyenangkan hati Hayati. Namun tanpa sepengetahuan Hayati Azis adalah tipe
pemuda yang suka menghamburkan uang, berjudi, mabuk-mabukkan dan senang main
perempuan.
Mendengar
pernikahan Hayati dan penolakan atas pinangan yang di kirim melalui surat,
Zainuddin pun jatuh sakit. Sakitnya itu seperti orang tidak waras yang selalu
memanggil nama Hayati setiap erangannya. Atas permintaan dokter dan izin dari
Azis suaminya akhirnya hayati pun menjenguk Zainuddin. Dengan sekejap sakitnya
langsung sembuh. Setelah sembuh dari sakit Zainuddin menjadi penulis yang
terkenal di tanah Jawa. Seiring berjalannya waktu juga akhirnya Azis bangkrut
kemudian rela menceraikan Hayati demi Zainuddin yang telah banyak membantunya
saat itu dan bunuh diri di sebuah hotel.Tetapi Zainuddin menolak untuk menerima
Hayati demi membalas dendamnya terhadap Hayati atas pengkhianatan yang
dilakukan Hayati.
Hayati
bertolak pulang dengan perasaan sedih menaiki kapal Van Der Wijck. Kapal
tersebut tenggelam dalam perjalanan tetapi Hayati berhasil diselamatkan. Dia
meninggal setelah Zainuddin mengajarkannya mengucap kalimah syahadah. Zainuddin
juga meniggal tidak lama kemudian karena menanggung penyesalan yang tidak
berkesudahan.
Tokoh-tokoh:
·
Zainuddin : Kekasih Hayati, pemuda yang selalu
menderita sejak kecil namun masih tetap sabar menghadapi kenyataan hidup yang
pahit.
·
Hayati : wanita tegar dan sangat mencintai
Zainuddin sampai akhir hayatnya.
·
Mak Base :orang
tua angkat Zainudin sekaligus orang gajian ibunya Zainuddin yang sangat setia
dan baik hati.
·
Khadijah :
sahabat Hayati yang senantiasa mendengarkan keluh kesah sahabatnya.
·
Azis :suami Hayati, ia seorang yang
temperamen dan suka menghambur-hamburkan harta.
·
Muluk : sahabat Zainuddin, orang yang
setia menemani sahabatnya dalam suka dan duka.
·
Mande Jamilah : orang
yang rumahnya di tumpangi zainuddin sewaktu berada di Batipuh (Padang Panjang),
dia juga termasuk orang yang memandang rendah Zainuddin karena Zainuddin bukan
orang kaya atau ternama.
·
Akhmad : seorang adik yang sangat patuh
dengan kakaknya.
·
Mak tengah Limah : bibi Hayati yang sangat mengerti isi hati keponakannya yang
sedang dimabuk asmara.
·
Datuk Garang : sangat
mengagungkan adat Minangkabau dan mamandang rendah adat yang lainnya.
·
Ibunya Muluk : sangat
perhatian terhadap terhadap orang yang menumpang di rumahnya.
·
Sutan Mudo : tidak suka
menghina adat orang lain seperti saudara-saudaranya yang lain.
·
Pendekar Sutan : ayah Zainuddin yang keras Kepala tetapi masih
bisa sabar dalam menghadapi tingkah laku mamaknya datuk Mantari Labih.
·
Datuk Mantari Labih : suka bertindak sesuka hati atas
harta yang bukan miliknya.
4.
Komentar
(Kelebihan dan Kekurangan)
Kelebihan :
roman ini sangat menyentuh hati pembacanya. Banyak mengajarkan banyak hal.
Salah satunya adalah untuk selalu sabar.
Kekurangan :
roman ini terlalu banyak menuliskan tentang surat Hayati dan Zainuddin sehingga
membuat pembaca sedikit bosan untuk membaca tulisan surat-surat mereka itu.
5.
Kesimpulan
Pesan
yang ingin disampaikan pengarang dalam roman ini sangat banyak, yang paling
utama yaitu untuk selalu sabar semua jodoh manusia ditangan Tuhan. Setiap hamba
yang ingin berusaha pasti akan ada jalannya.
Roman
ini kurang cocok jika dibaca oleh anak-anak. Karena bahasa yang digunakan
sedikit susah dipahami. Pengarang banyak menggunakan bahasa Melayu.
6.
Unsur
Intrinsik
a. Tema
Tema pada roman ini
yaitu percintaan. Yang mengisahkan cinta tak sampai antara Zainuddin dan
Hayati.
b. Tokoh
c. Latar
Di Mengkasar, Padang
Panjang, Batipuh, Surabaya, pelabuhan Tanjung Priok, dan Malang.
d. Sudut
Pandang
Sudut pandang yang
digunakan pengarang dalam roman ini adalah orang ketiga.
e. Gaya
Penulisan
Gaya penulisan yang
digunakan adalah menggunakan bahasa Melayu.
f. Amanat
Amanat yang ingin
disampaikan adalah sebagai berikut.
·
Selalu sabar dalam menghadapi segala
cobaan dan penderitaan.
·
Siapa yang berbuat maka dia juga yang
akan menerima balasan dari perbuatan itu.
·
Jangan gegabah dalam mengambil suatu
keputusan.
·
Jika kita ingin berusaha dengan
sungguh-sungguh pasti akan ada jalan.
·
Cinta bisa membutakan segalanya.
7.
Unsur
Ekstrinsik
1. Nilai
Keagamaan
Nilai keagamaan yang
terkandung dalam roman ini adalah selalu mengingat Tuhan dalam keadaan apapun.
Hanya kepada Tuhan tempat kita meminta
dan mengadu.
2. Nilai
Budaya
Jangan selalu memandang
rendah suku dan adat orang lain, karena belum tentu adat dan suku kita itu
lebih baik.
3. Nilai
Politik
Siapa yang kaya dan
bersuku maka dia yang berhak memutuskan dan berkuasa.
makasih atas infonya, sangat membantu untuk mempertimbangkan unsur ekstrinsik yang akan saya buat...!!?
BalasHapusuntuk mengerjakan tugas...!!
tolong ya mba bloknya jgn keramean saya susah bacanya
BalasHapus