KAJIAN
SASTRA
“
KAJIAN DRAMA PADA BUKU
TEKS SMP”
DOSEN
DRA.
MARIA LAS, M. PD
KELOMPOK IV
Ø NORHALIMAH (A1B110239)
Ø SISWANTO ADI SAPUTRO (A1B110233)
Ø AHMAD JAMALUDIN (A1B110204)
Ø ARIF RAHMAN RAMBE (A1B109248)
Ø HAYATUL MURSYIDA (A1B110212)
Ø SUSILAWATI (A1B110250)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2012
KATA
PENGANTAR
Penulis memanjatkan kehadirat Tuhan YME karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis
berharap dengan dibuatnya makalah ini, penulis dapat lebih memahami hal yang
berkaitan dengan Kajian Drama pada Buku Teks SMP.
Penulis menyadari kemungkinan akan
adanya kekurangan pada makalah ini. Tidak lupa penulis juga berterima kasih
kepada dosen Dra. Maria LAS, M. Pd. yang telah memberi pengarahan dalam mata
kuliah Kajian Sastra. Penulis berharap dengan adanya makalah ini mahasiswa yang
lain juga dapat lebih memahami Kajian dalam Drama pada Buku Teks SMP.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada anggota kelompok IV yang sudah membantu dalam mencari bahan mengenai Kajian dalam
Drama, hingga akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua.
Banjarmasin,
Desember 2012
Kelompok
IV
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR
ISI ................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
a. Latar
belakang............................................................................................... 1
b. Rumusan
Masalah.......................................................................................... 1
c. Tujuan
Penulisan............................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
A. Naskah
Drama Buku Teks SMP …………................................................... 2
B. Teori
Drama................................................................................................... 3
C. Analisis
Drama Buku Teks SMP…………………………………………….. 6
D. Kajian
Drama Buku Teks SMP …………………………………………….. 7
BAB
III PENUTUP.............................................................................................................
13
a. Kesimpulan....................................................................................................
10
b. Saran……………………………………………………………………….. 10
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Karya sastra
dalam karya hasil imajinasi seorang pengarang yang bisa diambil dari kehidupan
di masyarakat. Drama merupakan bagian dari karya sastra. Sebagaimana karya
sastra yang lain. Teks drama sebagai bentuk karya sastra juga memiliki
unsur-unsur pembangunnya. Unsur
pembangunnya ada dua yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur
intrinsik merupakan bagian penting dalam sebuah drama. Untuk lebih memahami
unsur intrinsik dari sebuah drama diadakanlah pengkajian terhadap unsur
tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Masalah
dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana
teori dari drama?
2. Bagaimana
hasil analisis dari naskah drama pada buku teks?
3. Bagaimana
hasil dari pengkajian naskah drama pada buku teks?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui teori drama.
2. Untuk
mengetahui hasil dari naskah drama pada buku teks.
3. Untuk
mengetahui pengkajian dari naskah drama pada buku teks.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
NASKAH
DRAMA DALAM BUKU TEKS SMP
Prolog
:suasana
hiruk-pikuk warga sipil yang bingung dan ketakutan, disela-sela desingan peluru
dan dentuman mortir. Beberapa warga terluka merintih, mengerang kesakitan.
Warga Sipil :Tolong…tolong…tolonglah
saya. (seorang warga merintih-rintih,
memohon pertolongan. Beberapa tentara
berlarian dan tiba-tiba…)
Komandan :Tiaraap!!! (terdengar suara ledakan mortir
bertubi-tubi disekitar wilayah yang dilewati oleh pasukan itu) Awas! Musuh
menyerang dari sisi sebelah Timur! Sersan lakukan strategi srigunting.
Sersan :Siaap laksanakan! (bergerak kearah timur dan menyusun srategi yang telah diinstruksikan).
(sementara itu, para petugas PMI terus bergerak, merayap, mencoba menyelamatkan
korban perang).
Koordinator PMI :Dengarlah baik-baik! Tampaknya ada korban yang terluka di
sebelah rumah itu. Mari kita segera
kesana.
Anggota PMI :Mari, Pak. (setelah
mendekat kearah sumber suara itu) Lihatlah, Pak. Satu keluarga sudah tiada.
Tinggal anak ini yang masih selamat dan ia pun harus rela ketinggalan lengan
kirinya.
Koordinator PMI :Tolong anak ini segera dibawa ke pusat komando. Jangan sampai
terlambat!!! Jiwanya harus segera diselamatkan. Ia sudah banyak kehabisan
darah.
Anggota PMI :Tapi, Pak, pertempuran di luar sana masih mengerikan.
Bagaimana mungkin kita bisa melewati itu semua dengan cepat?
Koordinator PMI :Sudah jangan banyak komentar. Segera bawa anak itu atau kita
akan menyesal nanti.
Anggota PMI :Baiklah, Pak.
Komandan :(melihat
par petugas kemanusiaan terjebak di tengah pertempuran. Ia segera mengeluarkan
perintah) Kopral, bawa beberapa anak buahmu. Lindungi para petugas
kemanusiaan itu dan bawa segera keluar dari pertempuran ini. Laksanakan!
Kopral :Siaap. Laksanakan!!! (sembari member hormat. Setelah itu ia bergerak sesuai dengan perintah)
Epilog :Begitulah
suasana di medan pertempuran. Perang tidak lagi mengenal kemanusiaan. Tapi bagi
relawan kemanusiaan, ia hadir justru untuk menjalankan misi mulia, yakni
menolong sesama anak manusia, menolong siapa saja yang terluka. Ia tak peduli
siapa kawan siapa lawan.
B.
TEORI
DRAMA
(Asul
Wiyanto, Terampil Bermain Drama: 2002)
Menurut
Asul Wiyanto (2007: 1) kata drama berasal dari bahasa Yunani dram yang berarti gerak. Drama sering
disebut sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal dari bahasa Jawa sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara
yang berarti ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tidak terang-terangan.
Sedangkan teater berasal dari bahasa Inggris theater yang berarti gedung pertunjukan atau dunia sandiwara. Kata theater bahasa Inggris itu berasal dari
bahasa Yunani theatron yang artinya
takjub melihat.
Dari
penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa drama dalam arti luas adalah
semua bentuk tontonan yang mengandung cerita atau kisah hidup manusia yang
diproyeksikan ke atas panggung.
Unsur-Unsur Lakon Drama
1.
Tema
Tema
adalah pokok pikiran yang mendasari
lakon drama. Untuk menentukan tema, biasanya dimunculkan pertanyaan
“masalah apa yang akan diceritakan”. Jawaban atas pertanyaan itulah yang
dinamakan tema.
2.
Amanat
Amanat
adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau
penonton drama.
3.
Alur
(Plot)
Peristiwa-peristiwa
yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang
menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat.
Tahapan
dari alur
***
****
**
*****
*
Keterangan
:
*
tahap perkenalan
** tahap perumitan
*** puncak masalah (klimaks)
**** tahap peleraian
***** tahap penyelesaian
4.
Karakter
Karakter
atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon
drama. Seorang tokoh bias saja berwatak sabar, ramah, dan suka menolong.
Sebaliknya, bisa saja tokoh lain berwatak
pemberang, suka marah dan sangat keji.
5.
Dialog
Jalan
cerita lakon drama diwujudkan melalui dialog (dan gerak) yang dilakukan para
pemain. Dialog-dialog yang dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang
diperankan dan dapat menunjukkan plot lakon drama.
6.
Tempat
(setting)
Tempat
(setting), waktu, dan suasana
terjadinya suatu adegan. Karena semua adegan dilaksanakan di panggung, maka
panggung harus bisa mneggambarkan tempat yang dikehendaki.
7.
Bahasa
Naskah
drama diwujudkan dari bahan dasar bahasa. Dengan demikian, penulis lakon drama
sebenarnya menggunakan bahasa. Bahasa sebagai bahan dasar diolah untuk
menghasilkan lakon drama.
8.
Interpretasi
Penulis
lakon selalu memanfaatkan kehidupan masyarakat sebagai sumber gagasan dalam
menulis cerita. Apa yang ada dalam masyarakat itu diolah, ditambahkan
konfliknya, dipindahkan tempatnya, digabung-gabungkan, dikurangi, dan
dilebih-lebihkan. Dengan begitu, lakon drama sebenarnya adalah bagian kehidupan
masyarakat yang diangkat ke panggung oleh para seniman. Karena itu, apa yang ditampilkan
di panggung harus bisa dipertanggungjawabkan, terutama secara nalar. Artinya,
apa yang dipertontonkan itu harus logis, tidak janggal, dan tidak aneh. Dengan
kata lain, lakon drama yang di pentaskan itu harus wajar. Bahkan harus
diupayakan sedapat-dapatnya menyerupai kehidupan yang sebenarnya dalam masyarakat.
Unsur-Unsur Pementasan Drama
1.
Naskah
Naskah
drama adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut
termuat nama-nama tokoh dalam cerita. Untuk memudahkan para pemain drama,
naskah drama ditulis selengkap-lengkapnya, bukan saja berisi percakapan,
melainkan juga disertai keterangan atau petunjuk.
2.
Pemain
Pemain
adalah orang yang memeragakan cerita. Berapa pemain yang dibutuhkan, tergantung
berapa banyak tokoh yang ada dalam naskah drama yang akan dipentaskan.
3.
Sutradara
Sutradara adalah
pemimpin dalam pementasan drama.
4.
Tata
Rias
Dimaksud dengan tata
rias adalah cara mendadani pemain.
5.
Tata
Busana
Tata
busana adalah pengaturan pakaian pemain, baik bahan, model, maupun cara
menggerakkannya.
6.
Tata
Panggung
Dimaksud
tata panggung adalah pentas atau arena untuk bermain drama. Biasanya letaknya
di depan tempat duduk penonton dan lebih tinggi daripada kursi penonton.
7.
Tata
Lampu
Dimaksud dengan tata
lampu adalah pengaturan cahaya panggung.
8.
Tata
Suara
Dimaksud
dengan tata suara bukan hanya pengaturan pengeras (sound system), melainkan juga musik pengiring.
9.
Penonton
Penonton termasuk unsur
penting dalam pementasan drama.
C. ANALISIS NASKAH DRAMA BUKU TEKS SMP
Termasuk
kedalam drama modern karena menggunakan naskah.
Unsur
Lakon Drama
1.
Tema
Tema dari naskah drama buku teks SMP di
atas yaitu Kemanusiaan.
2. Tokoh dan Penokohan
Ø Warga
sipil : tidak mempunyai
kemampuan untuk melawan
Ø Komandan : tegas, Pemberani
Ø Sersan : patuh kepada pimpinan,
Ø Koordinator
PMI : rela berkorban meski bahaya sudah di
depan mata
Ø Anggota
PMI : patuh kepada atasan walaupun
awalnya ragu-ragu.
Ø Kopral : patuh kepada pimpinan
3.
Alur
Alur yang digunakan dari naskah drama
buku teks SMP di atas yaitu, alur maju
4.
Latar
(Setting)
Latar yang digunakan dari naskah drama
buku teks SMP di atas yaitu, medan perang
5.
Dialog
Dialog dari naskah drama buku teks SMP
di atas yaitu, terpusat pada naskah
6.
Bahasa
Bahasa yang digunakan dari naskah di
atas mudah dimengerti
7.
Intrepretasi
Intrepretasi dari naskah buku teks di
atas logis, tidak janggal dan tidak aneh, merupakan bagian kehidupan
dimasyarakat.
8.
Amanat
Amanat yang bisa diambil dari naskah
drama buku teks SMP di atas sebagai berikut.
Ø Selagi
kita masih bisa menolong sesama maka tolong menolonglah.
Ø Manusia
tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Ø Rela
berkorban demi orang lain.
Ø Menghormati
terhadap atasan, selagi itu benar.
D.
KAJIAN
DRAMA BUKU TEKS SMP
1.
Keterkaitan
antara Tema dan Amanat
Keterkaitan tema dengan
amanat dapat dilihat pada dialog berikut.
Epilog :Begitulah suasana di medan pertempuran.
Perang tidak lagi mengenal kemanusiaan. Tapi bagi relawan kemanusiaan, ia hadir
justru untuk menjalankan misi mulia, yakni menolong sesame anak manusia,
menolong siapa saja yang terluka. Ia tak peduli siapa kawan siapa lawan.
2.
Keterkaitan
antara Tema dan Tokoh
Keterkaitan tema kemanusian dengan sifat dan
perilaku tokoh terlihat pada dialog berikut.
Koordinator PMI :Dengarlah baik-baik! Tampaknya ada korban yang terluka
di sebelah rumah itu. Mari kita segera
kesana.
Komandan :(melihat
par petugas kemanusiaan terjebak di tengah pertempuran. Ia segera mengeluarkan
perintah) Kopral, bawa beberapa anak buahmu. Lindungi para petugas
kemanusiaan itu dan bawa segera keluar dari pertempuran ini. Laksanakan!
Koordinator PMI :Tolong anak ini segera dibawa ke pusat komando. Jangan
sampai terlambat!!! Jiwanya harus segera diselamatkan. Ia sudah banyak
kehabisan darah.
3.
Keterkaitan
antara, Tema, Latar Tempat dan Suasana
Keterkaitan
tema Kemanusiaan dengan latar tempat medan peperangan dan suasananya dapat
dilihat pada epilog dan dialog berikut.
Epilog :Begitulah suasana di medan pertempuran.
Perang tidak lagi mengenal kemanusiaan. Tapi bagi relawan kemanusiaan, ia hadir
justru untuk menjalankan misi mulia, yakni menolong sesame anak manusia,
menolong siapa saja yang terluka. Ia tak peduli siapa kawan siapa lawan.
Anggota PMI :Tapi, Pak, pertempuran di luar sana masih mengerikan.
Bagaimana mungkin kita bisa melewati itu semua dengan cepat?
4.
Keterkaitan
Amanat dan Tokoh
Ø Selagi
kita masih bisa menolong sesama maka tolong-menolonglah.
Ø Manusia
tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain
Ø Rela
berkorban demi orang lain.
Ø Menghormati
terhadap atasan, selagi itu benar.
Keterkaitan
amanat dengan sifat dan perilaku tokoh dapat kita lihat pada dialog berikut.
Koordinator PMI :Tolong anak ini segera dibawa ke pusat komando. Jangan
sampai terlambat!!! Jiwanya harus segera diselamatkan. Ia sudah banyak
kehabisan darah.
Anggota PMI :Tapi, Pak, pertempuran di luar sana masih mengerikan.
Bagaimana mungkin kita bisa melewati itu semua dengan cepat?
Koordinator PMI :Sudah jangan banyak komentar. Segera bawa anak itu atau
kita akan menyesal nanti.
Anggota PMI :Baiklah, Pak.
Komandan :(melihat
par petugas kemanusiaan terjebak di tengah pertempuran. Ia segera mengeluarkan
perintah) Kopral, bawa beberapa anak buahmu. Lindungi para petugas
kemanusiaan itu dan bawa segera keluar dari pertempuran ini. Laksanakan!
5.
Keterkaitan
Alur (Plot) dengan Tokoh
Pada
naskah drama di atas menggunakan alur maju, karena tidak ada menceritakan masa
yang lalu. Naskah tersebut hanya menampilkan masalah (konflik) atau menonjolkan
perumitan saja, perkenalan, puncak masalah (klimaks), peleraian, dan penyelesaian
pun tidak ditampilkan. Hal ini bisa dilihat pada prolog dan dialog berikut.
Prolog
:suasana
hiruk-pikuk warga sipil yang bingung dan ketakutan, disela-sela desingan peluru
dan dentuman mortir. Beberapa warga terluka merintih, mengerang kesakitan.
Warga Sipil :Tolong…tolong…tolonglah
saya. (seorang warga merintih-rintih,
memohon pertolongan. Beberapa tentara
berlarian dan tiba-tiba…)
Pada dialog warga sipil itu, naskah
sudah menampilkan konflik. Yaitu, seorang warga yang tidak berdaya sedang berteriak
meminta pertolongan di tengah hiruk pikuk warga sipil lain yang ketakutan.
6.
Keterkaitan
Tema, Tokoh dan Latar
Keterkaitan
tema, tokoh, dan latar dapat dilihat pada setiap dialog dalam naskah dan para
tokoh yang terlibat yaitu, Warga Sipil, Komandan, Sersan, Koordinator PMI,
Anggota PMI, dan Kopral.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari
keseluruhan naskah yang di ambil dari buku teks SMP kelas II yang diterbitkan
oleh Pusat Perbukuan terdapat beberapa keterkaitan unsur-unsur dalam sebuah naskah
drama yaitu sebagai berikut.
B. Saran
Saat
ini masih banyak mahasiswa yang tidak memahami makna dari drama yang mereka
pentaskan. Hal itu yang membuat seringkali mereka tidak mendalami dan menjiwai
peran yang dibawakan. Dengan demikian, diharapkan kepada mahasiswa yang ingin
menjiwai peran yang mereka lakoni terlebih dahulu melakukan pengkajian atas
diri tokoh yang akan diperankan.
DAFTAR
PUSTAKA
Asul,
Wiyanto. 2007. Terampil Bermain Drama.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nurgiyantoro,
Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wirajaya,
Asep Yudha dan Sudarmawati. 2008. Berbahasa
dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar