Tugas
a. Membuat 5 soal essay beserta
kunci jawabannya!
Soal
1.
Kegiatan membaca dan menyimak mempunyai
persamaan, yaitu sama-sama bersifat aktif reseptif, aktif untuk memahami isi
pesan. Coba jelaskan dimanakah letak perbedaan kegiatan membaca dan menyimak tersebut!
2.
Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa di
sekolah, khususnya bahasa Indonesia. Pembelajaran menyimak dan tes menyimak
tampak kurang mendapat perhatian sebagaimana halnya kompetensi berbahasa yang
lain. Berikan komentarmu mengenai hal ini!
3.
Bagaimana cara kerja teknik cloze (cloze test) untuk mengukur tingkat kesulitan wacana dalam kaitannya
dengan kemampuan menyimak!
4.
Mengapa dalam SNP (Standar Nasional Pendidikan)
pasal 6 ditekankan pentingnya kemampuan, kegemaran membaca dan menulis pada
sekolah dasar?
5.
Bagaimana tingkat kesulitan wacana pada
kompetensi membaca?
Kunci Jawaban
1.
Letak perbedaan pada kegiatan menyimak dan
membaca adalah terdapat pada sarana yang dipergunakan, yaitu sarana bunyi dan
tulisan tersebut. Baik sistem bunyi maupun tulisan pada hakikatnya hanya
merupakan lambang, yaitu lambang bahasa, lambang yang bersifat arbitrer, untuk
menyampaikan informasi dari seseorang penutur bahasa baik kepada pihak lain.
2.
Dalam hal pembelajaran dan tes menyimak yang
kurang mendapat perhatian sebagaimana halnya kompetensi membaca yang lain belum
tentu semua guru bahasa secara khusus membelajarkan dan sekaligus menguji
kompetensi menyimak peserta didik dalam satu periode tertentu walaupun
sebenarnya kemampuan itu sangat diperlukan untuk mengikuti pelajaran berbagai
mata pelajaran. Hal itu disebabkan guru beranggapan bahwa dengan sendirinya
peserta didik telah baik kemampuannya memahami bahasa lisan, atau karena
menyusun dan mepersiapkan tes kompetensi menyimak memang tidak semudah dan
sesederhana seperti halnya tes-tes kompetensi yang lain. Tes kompetensi
menyimak memerlukan persiapan dan sarana yang telah khusus.
3.
Cara kerja teknik cloze untuk mengukur tingkat kesulitan wacana untuk kegiatan
menyimak yaitu, wacana dibaca oleh guru (penguji) di depan kelas dua kali, dan
setiap pada kata yang ke-n (ke-6 atau ke-7) tidak dibaca. Peserta didiki
diminta untuk menerka kemudian menuliskan kata-kata yang tidak dibaca tersebut
pada secarik kertas. Jika rata-rata jawaban betul peserta didik kurang atau
hanya mencapai 20%, wacana yang bersangkutan termasuk wacana yang sulit bagi
peserta didik kelas atau populasi itu. Sebaliknya jika wacana tergolong mudah.
Wacana yang baik untuk dipergunakan dalam tes kemampuan menyimak adalah wacana
yang tidak terlalu sulit atau sebaliknya terlalu mudah.
4.
Dalam SNP ditekankan pentingnya kemampuan,
kegemaran membaca dan menulis pada sekolah dasar karena hal itu terkait dengan
kenyataan dewasa ini bahwa penyakit malas membaca telah menjakiti hamper semua
lapisan masyarakat Indonesia. Padahal, pada kenyataannya sebagian besar ilmu
pengetahuan dan informasi penting yang lain disampaikan lewat sarana tertulis.
Hal itu juga membawa konsekuensi bahwa pembelajaran membaca dan menulis,
termasuk sistem evaluasinya, harus mendapat perhatian yang intensif.
5.
Tingkat kesulitan wacana pada kompetensi membaca
yaitu ditentukan oleh kosakata dan struktur serta kadar keabstrakan informasi
yang dikandung. Semakin sulit dan kompleks kedua aspek tersebut akan semakin
sulit pemahaman wacana yang bersangkutan. Demikian pula yang terkait dengan isi wacana.
Jika isi wacana itu bersifat umum, konkret, dalam jangkauan pengalaman peserta
didik atau dalam bidang keilmuan yang sama., wacana itu relatif tidak sulit
bagi mereka. Secara umum orang mengatakan bahwa wacana yang tingkat
kesulitannya sedang, atau sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Jumlah
dan atau tingkat kesulitan wacana umumnya dipergunakan untuk menentukan
(meramalkan) tingkat kesulitan wacana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar