Kamis, 16 Mei 2013

Analisis Wacana Perspektif Foucault


VONIS HARI INI, RASYID RAJASA BERHARAP BEBAS
TEMPO.CO , Jakarta: M. Rasyid Amrullah Rajasa, 22 tahun, terdakwa kasus kecelakaan BMW maut di tol Jagorawi pada kilometer 3+350, pada 1 Januari lalu, akan menghadapi sidang vonis atau putusan hari ini, Senin 25 Maret 2013. Sidang vonis diagendakan pukul 10.00 di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
"Ya siap tidak siap, untuk sidang putusan besok, Rasyid sudah menjalani terapi Kamis lalu, agar mentalnya kuat," kata kuasa hukum Rasyid, Riri Purbasari, kepada Tempo, Ahad 24 Maret 2013.
Riri mengungkapkan, kliennya berharap majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur memutuskan Rasyid tidak bersalah dan dibebaskan dari segala tuntutan. "Dari awal memang kami keberatan dengan tuntutan jaksa. Kami menginginkan Rasyid dinyatakan tidak bersalah dan bebas. Karena dia itu korban," ujarnya.
Ia berharap majelis hakim dapat secara bijak dalam mengambil keputusan. "Kami serahkan kepada majelis hakim besok, dan dapat berfikir secara bijak kalau Rasyid ini korban juga. Dia bertanggung jawab karena dorongan nuraninya bukan karena dia bersalah," ujarnya.
Sebelumnya, jaksa menuntut anak bungsu Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, delapan bulan kurungan penjara dengan masa percobaan 12 bulan dan tuntutan subsidair, 6 bulan kurungan penjara. Alasannya, Rasyid terbukti melanggar Pasal 310 ayat (4) tentang lalu lintas dan angkutan jalan Undang-undang Lalu Lintas nomor 22 Tahun 2009 dan subsidair Pasal 310 ayat (3).

ANALISIS WACANA FOUCAULT
§  Wacana yang Dominan
Rasyid Rajasa anak menteri koordinator perekonomian Hatta Rajasa menjadi terdakwa kasus kecelakaan maut di tol Jagorawi pada kilometer 3+350 pada 1 Januari lalu sedang menunggu vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
§  Wacana yang Terpinggirkan
Wacana berita di atas tidak memuat jumlah korban yang meninggal, penyebab kecelakaan dan isi pasal 310 ayat 3 tersebut yang telah ditetapkan oleh pengadilan  serta tidak dijelaskannya alasan kuasa hukum Rasyid yang menyebutnya sebagai korban.  .
§  Batasan Wacana
Wacana pada berita diatas membatasi pandangan masyarakat pembaca pada perkataan kuasa hukum Rasyid yang mengatakan “Kami serahkan kepada majelis hakim besok, dan dapat berfikir secara bijak kalau Rasyid ini korban juga. Dia bertanggung jawab karena dorongan nuraninya bukan karena dia bersalah”. Pada ujaran tersebut seolah-olah terdakwa yang telah menyebabkan korbannya  meninggal tersebut tidak bersalah sama sekali.
§  Efek Wacana Berita Setelah Dipublikasikan
Berdasarkan batasan wacana diatas maka, efek pada wacana berita bagi masyarakat adalah hal yang biasa terjadi pada setiap terdakwa kuasa hukumnya pasti mengatakan bahwa kliennya itu tidak bersalah. Masyarakat juga tidak mempunyai keinginan untuk mencari tahu lebih jauh, mereka menganggap berita tersebut seperti itu adanya untuk seorang terdakwa yang dikenai 2 pasal harus mendapat tuntutan masa percobaan 12 bulan dan tuntutan 6 bulan untuk kurungan penjara.

Hegemoni dalam Wacana Bahasa Indonesia



A.    Pengertian Hegemoni
merupakan gagasan Antonio Gramsci (1891-1937) yang bersumber dari buku Selection from Prison Notebooks. Buku ini adalah catatan Gramsci selama dipenjara antara tahun 1929-1935. Teori hegemoni Antonio Gramsci menganalisa berbagai relasi kekuasaan dan penindasan di masyarakat. Lewat perspektif hegemoni, akan terlihat bahwa penulisan, kajian suatu masyarakat, dan media massa merupakan alat kontrol kesadaran yang dapat digunakan kelompok penguasa.
Hegemoni berasal bahasa Yunani, eugemonia yang berarti penguasa atau pemimpin. Secara ringkas, pengertian hegemoni adalah bentuk penguasaan terhadap kelompok tertentu dengan menggunakan kepemimpinan intelektual dan moral secara konsensus. Artinya, kelompok-kelompok yang terhegemoni menyepakati nilai-nilai ideologis penguasa.

Antonio Gramsci membangun suatu teori yang menekankan bagaimana penerimaan kelompok yang didominasi terhadap kehadiran kelompok dominan berlangsung dalam suatu proses yang damai, tanpa tindakan kekerasan. Media dapat menjadi sarana di mana satu kelompok mengukuhkan posisinya dan merendahkan kelompok lain. Proses bagaimana wacana mengenai gambaran masyarakat bawah bisa buruk di media berlangsung dalam suatu proses yang kompleks. Proses marjinalisasi wacana itu berlangsung secara wajar, apa adanya, dan dikhayati bersama. Khalayak tidak merasa dibodohi atau dimanipulasi oleh media. Konsep hegemoni menolong kita menjelaskan bagaimana proses ini berlangsung.
Hegemoni menekankan pada bentuk ekspresi, cara penerapan, mekanisme yang dijalankan untuk mempertahankan dan mengembangkan diri melalui para korbannya, sehingga upaya itu berhasil dan mempengaruhi dan membentuk alam pikiran mereka. Melalui hegemoni, ideology kelompok dominan dapat disebarkan, nilai dan kepercayaan dapat dipertukarkan. Akan tetapi, berbeda dengan manipulasi atau indoktrinasi, hegemoni justru terlihat wajar, orang menerima sebagai kewajaran dan sukarela.
Salah satu kekuatan hegemoni adalah bagaimana ia menciptakan cara berpikir atau wacana tertentu yang dominan, yang dianggap benar, sementara wacana lain dianggap salah. Media di sini dianggap secara tidak sengaja dapat menjadi alat bagaimana nilai-nilai atau wacana yang dipandang dominan itu disebarkan dan meresap dalam benak khalayak sehingga menjadi konsesus bersama. Sementara nilai atau wacana lain dipandang sebagai menyimpang. Misalnya, pemberitaan mengenai demonstrasi buruh, wacana yang dikembangkan seringkali perlunya pihak buruh musyawarah dan kerja sama dengan pihak perusahaan. Dominasi wacana semacam ini menyebabkan kalau buruh melakukan demonstrasi selalu dipandang tidak benar.
Di sini menggambarkan bagaimana proses hegemoni bekerja. Ia berjalan melalui suatu proses atau cara kerja yang tampak wajar. Dalam produksi berita, proses situ terjadi melalui cara yang halus, sehingga apa yang terjadi dan diberitakan oleh media tampak sebagai suatu kebenaran, memang begitulah adanya, logis dan bernalar (common sense) dan semua orang menganggap itu sebagai suatu yang tidak perlu dipertanyakan.
Teori hegemoni Gramsci menekankan bahwa dalam lapangan sosial ada pertarungan untuk memperebutkan penerimaan publik. Karena pengalaman sosial kelompok subordinat (apakah oleh kelas, gender, ras, umur, dan sebagainya) berbeda dengan ideologi kelompok dominan untuk menyebarkan ideologi dan kebenarannya tersebut agar diterima, tanpa perlawanan. Salah satu kunci strategi kunci dalam hegemoni adalah nalar awam.

B.     Bentuk Hegemoni
Titik awal konsep Gramsci tentang hegemoni, bahwa suatu kelas dan anggotanya menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas di bawahnya dengan dua cara, yaitu kekerasan dan persuasi. (Simon, 2004:9) Cara kekerasan (represif/ dominasi) yang dilakukan kelas atas terhadap kelas bawah disebut dengan tindakan dominasi, sedangkan cara persuasinya dilaksanakan dengan cara-cara halus, dengan maksud untuk menguasai guna melanggengkan dominasi. Perantara tindak dominasi ini dilakukan oleh para aparatur negara seperti polisi, tentara, dan hakim.
Menurut Gramsci, faktor terpenting sebagai pendorong terjadinya hegemoni adalah faktor ideologi dan politik yang diciptakan penguasa dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan membentuk pola pikir masyarakat. Faktor lainnya adalah pertama paksaan yang dialami masyarakat, sanksi yang diterapkan penguasa, hukuman yang menakutkan, kedua kebiasaan masyarakat dalam mengikuti suatu hal yang baru dan ketiga kesadaran dan persetujuan dengan unsur-unsur dalam masyarakat.

C.    Fungsi Hegemoni
Hegemoni dipergunakan untuk menunjukkan adanya kelas dominan yang mengarahkan “tidak hanya mengatur” masyarakat melalui pemaksaan kepemimpinan moral dan intelektual (Storey, 2003:172). Hegemoni di atur oleh mereka yang oleh Gramsci disebut “intelektual organic”. Mereka adalah tokoh moral dan intelektual yang secara dominan menentukan arah konflik, politik, dan wacana yang berkembang di masyarakat. Mereka bekerja untuk melanggengkan kekuasaan atas kelompok yang lemah. Dominasi “intelektual organic” diwujudkan melalui rekayasa bahasa sebagai sebuah kekuasaan. Melalui berbagai media bahasa ditunjukkan hadirnya kekuasaan dan pengaturan hegemoni tersebut. Berbagai kebijakan negara, misalnya, disampaikan dalam bahasa “untuk kepentingan bangsa di masa mendatang” atau “demi kemandirian bangsa” telah menghegemoni masyarakat untuk senantiasa menerima berbagai keputusan negara, yang merugikan sekalipun. Misalnya, hegemoni bahasa politik digunakan oleh para politisi untuk membantu bagaimana bahasa digunakan dalam persoalan-persoalan (1) siapa yang ingin berkuasa, (2) siapa yang ingin menjalankan kekuasaan, dan (3) siapa yang ingin memelihara kekuasaan (Beard, 2000:2)
Fungsi lain hegemoni yakni,  menciptakan cara berpikir yang berasal dari wacana dominan, juga media yang berperan dalam penyebaran wacana dominan itu.  Hegemoni dipergunakan untuk menunjukkan adanya kelas dominan yang mengarahkan  tidak hanya mengatur masyarakat melalui pemaksaan kepemimpinan moral dan intelektual (Storey, 2003:172).

D.    Keterkaitan Hegemoni dengan Bahasa
Bahasa menjadi sarana penting untuk melayani fungsi hegemonik tertentu. Dalam konteks ini, tidak ada peluang dan ruang publik bagi agen masyarakat untuk berbuat lain di luar kerangka ideologi kelompok hegemonik.
Hegemoni di atur oleh mereka yang oleh Gramsci disebut “intelektual organic”. Mereka adalah tokoh moral dan intelektual yang secara dominan menentukan arah konflik, politik, dan wacana yang berkembang di masyarakat. Mereka bekerja untuk melanggengkan kekuasaan atas kelompok yang lemah. Dominasi “intelektual organik”  diwujudkan melalui rekayasa bahasa sebagai sebuah kekuasaan. Melalui berbagai media bahasa ditunjukkan hadirnya kekuasaan dan pengaturan hegemoni tersebut. Berbagai kebijakan negara, misalnya, disampaikan dalam bahasa untuk kepentingan bangsa di masa mendatang, atau demi kemandirian bangsa, telah menghegemoni masyarakat untuk senantiasa menerima berbagai keputusan negara, yang merugikan sekalipun.

E.      Contoh Hegemoni
Sebagai contoh lagi dapat kita lihat dari agen hegemoni kapitalis yang membuat masyarakat Indonesia terhegemoni untuk mengkonsumsi mie instan sebagai makanan sehari-hari, bahkan pengganti nasi (melalui proses marketing sebagai jalur hegemoni), padahal Indonesia tidak memiliki pertanian gandum yang menjadi bahan bakunya, dan disitu tertulis bermerk Indomie bahkan dipadu dengan selera nusantara, dan ini tentu membuat Negara-negara penghasil gandum seperti Amerika Serikat dapat menancapkan kukunya di Nusantara.
Hegemoni bahasa juga dapat kita saksikan dalam bahasa-bahasa media, baik cetak maupun elektronik. Pada Pemilu 1999, masyarakat kita sangat akrab dengan kampanye Gus Dur, ―maju tak gentar membela yang benar atau ―Golkar barunya Akbar Tanjung. Demikian pula, ketika pertanggungjawaban B.J. Habibie ditolak, kelompok dominan menghegemoni publik bahwa BJ Habibie adalah “anak kandung” Orde Baru. Kata-kata itu menjadi sangat sakti ketika berubah wujud menjadi opini publik. Media menggunakan bahasa sebagai alat untuk mempengaruhi khalayak.
            Contoh hegemoni dibidang ekonomi, pesatnya pertumbuhan mall di tiap kota-kota besar, adanya tempat makan fastfood/waralaba, dan maraknya supermaket. Masyarakat sudah terbiasa dengan tiga hal yang kami sebutkan sebelumnya. Dengan alasan modernisasi dan gaya hidup praktis mereka memilih berbelanja di mall, fastfood/waralaba, dan supermaket . Dibandingkan berbelanja dipasar atau warung-warung makan biasa. Tanpa mereka sadari berbelanja di mall, fastfood/waralaba, dan supermaket sangatlah tidak menguntungkan yang pertama dari segi biaya lebih mahal karena pihak mall atau fastfood atau supermaket memerluka biaya lebih besar, yaitu biaya pajak, gajih karyawan yang banyak, dan sewa tempat yang mahal. Memang benar berbelanja di tiga tempat itu praktis dan simpel, namun khususnya fastfood dari segi kesehatan tidak sehat. Namun, karena kita sudah terhegemoni kita tidak merasakan hal-hal tersebut. Bukankah kita tidak pernah menawar pada harga label yang diterakan oleh pihak mall, fasfood, atau waralaba?. Sedangkan ketika sesekali kita ke pasar, kita menawar semurah-murahnya harga yang para pedagang tawarkan. Kita sudah kehilangan nilai-nilai mencintai produk dalam negeri, kita lebih menyukai produk luar, Disinilah hegemoni bekerja merubah pola pikir kita tanpa kita sadari.
            Contoh hegemoni di bidang politik, dapat kita lihat dari media televisi. Hegemoni melalui media televisi di Indonesia pernah dipraktikan semasa pemerintahan orde baru. Oleh pemerintah, media massa dijadikan sebagai alat propaganda dan pencitraan pemerintah. Sebelum tahun 1990-an, televisi di Indonesia hanya ada satu, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang dikelola oleh pemerintah. Seluruh pemberitaan yang ada diawasi oleh pemerintah. Tak ada kritik atau pemberitaan yang menyudutkan pemerintah saat itu. Semua dianggap baik-baik saja demi itikat untuk menjaga stabilitas dan keamanan nasional. Sebaliknya, untuk media swasta, seperti koran dan majalah, memerlukan izin yang amat ketat untuk dapat terbit di Indonesia. Tiap ada media yang isi pemberitaannya dianggap  membahayakan posisi pemerintah, segera media itu akan dibredel, dan pemimpin atau pengurusnya terancam dijebloskan ke penjara. Oleh karena itu, meski media swasta, saat itu mayoritas media massa hanya memberitakan hal-hal yang disetujui saja oleh pemerintah.
            Dari sini, terlihat bagaimana media massa benar-benar dimanfaatkan sebagai alat hegemoni politik yang sedang berkuasa. Dengan isi pemberitaan yang diawasi ketat, masyarakat dibuat percaya bahwa keadaan di Indonesia adalah benar-benar stabil. Tak ada korupsi, penyelewengan, atau hal-hal yang mendiskreditkan pemerintah. Pemerintah, khususnya eksekutif, benar-benar memiliki posisi yang kuat. Sehingga di era reformasi ini, masih kerap ditemui ada masyarakat yang selalu beranggapan bahwa masa orde baru itu lebih baik dari era reformasi. Harga-harga murah, keamanan terjamin, dan sebagainya. Tak lain, konsepsi yang tertanam di mayoritas masyarakat ini adalah hasil dari hegemoni media televisi yang berhasil dilancarkan eksekutif orde baru.
            Contoh hegemoni ideologi, sebenarnya dapat kita lihat pada pembahasan sebelumnya tentang ideologi. Namun kami akan memberikan dua contoh ideologi lagi, yang pertama ideologi liberalisme. Pada acara Selebrita In Action di Trans 7. Para pekerja acara Selebrita membuat sebuah video, yang berisikan penghegemonian ideologi liberalisme. Mereka menuliskan Cacian dan makian dari anda pesohor publik sambil menayangkan video beberapa artis yang menolak untuk diwawancara dengan atau tanpa kontak fisik. Menampakkan video betapa besar pejuangan mereka untuk mencari berita dari pagi hingga pagi lagi. Lalu diakhir rekaman mereka menuliskan Kami pembawa fakta bukan pembawa petaka. Nah, disini pihak wartawan atau penyampai berita mendominasi dengan membawa ideologi libaralisme atau kebebasan untuk mencari sebuah fakta. Sedangkan para artis yang menolak wawancara termarjinalkan. Pada rekaman ini pihak selebrita menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan benar, untuk mencari fakta (walaupun kenyataannya tidak selalu fakta yang mereka sampaikan), ini adalah kebebasan mereka untuk mencari berita. Tanpa menjelaskan apa yang menyebabkan para artis menolak wawancara, mungkin mereka lagi lelah habis syuting sampai pagi, mungkin mereka ingin privasi mereka tidak diumbar, atau mungkin mereka sedang pusing atas masalah mereka.

Bentuk hegemoni PN Timah yang terjadi di Belitong dijalankan dengan dua cara, yaitu kekerasan dan persuasi. Cara kekerasan (represif/dominasi) lebih lebih sering terjadi dibanding cara persuasif dilakukan PN Timah dan segala perangkat atribut kekuasaanya (Polsus Timah) terhadap strata bawah (kaum marginal).
Dominasi ekonomi akibat monopoli pengeksplotasian timah telah menjadikan PN Timah sebagai penguasa tunggal di wilayah Belitong. Kekuatan dan pengaruhnya mengakar hingga sampai tulang sungsum warga di luar komunitas Gedong. Gedong adalah representasi dan simbul kekuatan kapital PN Timah. Tembok panjang pembatas wilayah Gedong dan Urban adalah  bukti nyata dari sebuah hegemoni kekuasaan. Sebagai batas teritorial, tembok-tembok itu dijaga ketat oleh Polsus Timah, yang tak sembarang orang bisa melewatinya.


Eriyanto. 2011. Analisis Wacana. Yogyakarta: LKiS Group





Tindak Tutur Ekspresif pada Film Animasi Upin dan Ipin


TUGAS AKHIR SEMESTER
WACANA
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM ANMASI
UPIN DAN IPIN

Dosen
Noor Cahaya, S. Pd., M. Pd
Kelompok  VIII
NORHALIMAH
NIM A1B110239


Program Studi Pendidikan Bahasa dan  Sastra Indonesia
Jurusan  Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
2013

KATA PENGANTAR
                         
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima  kasih kepada Noor Cahaya, S. Pd., M. Pd. selaku dosen WAcana Bahasa Indonesia serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas akhir Wacana Bahasa Indonesia. Adapun judul dari penelitian ini yaitu Tindak Tutur Ekspresif pada Film Animasi Upin dan Ipin.
Penulis selaku penyusun penelitian  ini meminta maaf kepada semua pihak apabila dalam penelitian ini terdapat banyak kesalahan ataupun kekurangan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dapat memperbaikinya dimasa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk kita semua.


Banjarmasin, 13 Mei 2013

Penulis














DAFTAR ISI

Kata Pengantar                     ............................................................................................... 2
Daftar Isi                                ............................................................................................... 3
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar belakang...............................................................................................    4
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C.     Tujuan Penulisan............................................................................................ 4
D.    Manfaat ......................................................................................................... 4
BAB II: LANDASAN TEORI
A.    Tindak Tutur Ekspresif.................................................................................. 6
B.     Film Animasi.. ............................................................................................... 6
C.     Upin dan Ipin. ............................................................................................... 6
BAB III : METODE
A.    Pendekatan ................................................................................................... 9
B.      Metode .........  .............................................................................................. 9
C.     Data dan Sumber Data.................................................................................. 9
D.    Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 9

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Transkripsi Percakapan Film Animasi Upin dan Ipin..................................... 10
B.     Pembahasan ................................................................................................... 19       
BAB V : PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 26
B.     Saran.............................................................................................................. 26

DAFTAR RUJUKAN......................................................................................................... 27

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronika, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem mekanik, elektronik dan lainnya. ( http://mind8pro.blogspot.com/p/production-house.html, Mei 2013: 7.41 WIT).
 Selain sebagai media komunikasi, film juga memuat dialog yang disampaikannya melalui percakapan antartokoh. Lane (dalam Richard dalam Jumadi, 2010: 59)  memberikan beberapa hal tentang tujuan percakapan, yakni sebagai pertukaran informasi, memelihara tali persahabatan sosial dan kekerabatan, negosiasi status dan pengambilan keputusan, serta pelaksanaan tindakan bersama.
Sebuah percakapan merupakan bentuk wacana lisan yang di dalamnya terdapat tindak tutur. Dengan kata lain, percakapan adalah wujud nyata dari pelaksanaan tindak tutur. Dalam kehidupan sehari-hari tindak tutur dapat ditampilkan secara bervariasi. Seperti halnya film dalam wujud animasi. 
Film animasi adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Film animasi pada dasarnya didasarkan pada cerita-cerita berbau fantasi. Oleh karena itu, anak-anak sangat menyukai film dalam wujud ini. Sebab mereka menggunakannya sebagai wadah untuk berfantasi dengan gambarnya yang unik, lucu dan penuh ekspresi. Fantasi bahkan menjadi unsur yang mendukung meningkatnya kreativitas anak. Melalui film animasi yang sangat disukai anak-anak, kita dapat mengkaji ekspresi diri yang dimunculkan oleh tokohnya malalui tindak tutur lokusi. Yakni tindak tutur yang menghasilkan tindakan dasar ujaran yang menghasilkan ekspresi linguistik.
Berkenaan dengan ekspresi linguistik, penulis tertarik untuk meneliti “Tindak Tutur Ekspresif pada Film Animasi Upin dan Ipin.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.
a.       Bagaimanakah tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam film animasi Upin dan Ipin?

C.      Tujuan Penulisan
Agar penelitian ini terarah secara jelas, ditetapkanlah tujuan penulisan sesuai dengan rumusan masalah di atas sebagai berikut.
a.       Untuk mengetahui tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam film animasi Upin dan Ipin.

D.      Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut.
a.       Dapat memperkaya khasanah pengetahuan mengenai tindak tutur ekspresif.
b.      Dapat menjadi penunjang landasan kajian wacana atau pragmatic untuk pengembangan penelitian beriktunya.
c.       Dapat dijadikan sebagai suatu media pembelajaran untuk mengenal tindak tutur ekspresif.














BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Tindak Tutur Ekpresif
Alasan ditampilkannya tindak tutur adalah bahwa di dalam mengucapkan suatu kalimat, pembicara tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan mengucapkan kalimat itu. Di dalam pengucapan ia juga “menindakkkan sesuatu” (Purwo halaman 21, docsearchpro.com/bab-ii-pragmatik-implikatur-tindak-tutur-dan-wacana...‎)
Rustuno (dalam tindak tutur atau tindak ujar merupakan entitas yang bersifat sentral di dalm pragmatik. Tindak tutur atau tindak bahasa adalah bagian dari peristiwa yang merupakan fenomena aktual dalam situasi tutur. Jika peristiwa tutur di dalam bentuk praktisnya adalah wacana percakapan, maka unsur pembentuknya adalah tuturan Suyono halaman 20, docsearchpro.com/bab-ii-pragmatik-implikatur-tindak-tutur-dan-wacana...‎)
Pada umumnya para pakar menyatakan bahwa ekspresif merupakan tindak tutur yang berfungsi untuk mengekspresikan perasaan dan sikap seseorang terhadap keadaan atau sesuatu. Oleh karena itu Searle (2001) menyatakan bahwa fokus utama tindak tutur ini adalah untuk mengungkapkan keadaan psikologis seseorang yang ditetapkan oleh kondisi kejujuran tentang keadaan sebagaimana yang ditetapkan oleh isi proposisi. (Jumadi, 2010: 56)
Tindak tutur ekspresif merupakan bentuk tindak tutur yang menyatakan apa yang dirasakan oleh P. Dengan tindak tutur ini, P mengekpresikan keadaan-keadaan psikologis tentang pernyataan-pernyatan rasa senang, rasa tidak senang, perasaan sedih, perasaan luka, perasaan gembira, perasaan duka, ucapan terima kasih, ucapan selamat, dan ucapan belasungkawa (Searle dalam Jumadi, 2010: 141).
Tindak tutur ekspresif adalah jenis tindak tutur yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau kondisi psikologis atau apa yang ada di dalam benak penutur yang nantinya berpengaruh pada mitra tutur (Yuniarti, 2010: 15).
  Tindak ekspresif adalah tindak yang mengungkapkan sikap penutur tantang sesuatu; misalnya: ungkapan maaf, ungkapan terima kasih, ungkapan untuk menyambut sesorang. Kalimat Tanya bahasa Indonesia dapat digunakan untuk menyatakan sikap penutur yang mengekspresikan berbagai situasi psikologis penutur seperti: keheranan (kaget), kesangsian, kekhawatir, kekecewaan, penyesalan, kekesalan, protes, dan kemarahan. Pada dasarnya semua kata ini berada dalam satu domain kosa kata yang menyatakan sikap negatif seseorang tentang sesuatu. 
journal. uny.ac.id/index.php/litera/article/download/1067/939
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tindak tutur ekspresif yaitu tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar ujarannya diartikan sebagai ekspresi mengenai hal yang disebutkan di dalam ujaran itu, misalnya memuji, menyindir, mengeluh, mengucapkan terima kasih dan mengkritik, dan meledek.

B.     Film Animasi
Film adalah merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungkapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh. (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pai_0700234_chapter2.1.pdf)
Animasi berasal dari kata dalam bahasa latin anima, yang secara harfiah berarti jiwa (soul), atau animare yang berarti nafas kehidupan (vital breath). Dalam bahasa Inggris, animation yang berasal dari kata animated atau to animate, yang berarti membawa hidup atau bergerak. Istilah animasi berawal dari semua penciptaan kehidupan atau meniupkan kehidupan ke dalam obyek yang tidak bernyawa atau benda mati (gambar).  (http://www.referensimakalah.com/2013/01/pengertian-film-animasi.html,  13 Mei 2013, 8:15 WIT).
Definisi Animasi sendiri berkembang menjadi gambar dua dimensi yang seolah-olah  hidup dan dapat bergerak. Gerakan ini ditimbulkan dari sebuah teknik manipulasi dengan menggunakan teknik dua dimensi maupun tiga dimensi dan hasilnya dalam bentuk film animasi. (http://www.anneahira.com/film-animasi.htm, 13 Mei 2013, 8: 27).
 Film animasi adalah sejenis film yang berbahan mentah gambar tangan lalu diolah menjadi gambar bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian “diputar” sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer grafis, pembuatan film animasi menjadi jauh lebih mudah dan cepat
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/film-and-theater-studies/2280709-pengertian-film-animasi-dan-sejarahnya/#ixzz2TVb4HfwF 13 Mei 2013, 8:19)
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa film animasi adalah hasil dari gambaran tangan yang diolah menjadi bergerak bisa menggunakan teknik dua dimensi ataupun tiga dimensi.

C.    Upin dan Ipin
Upin dan Ipin merupakan sepasang kakak-beradik kembar berusia belia yang tinggal bersama Kak Ros dan Mak Uda (biasa dipanggil Opah) di Kampung Durian Runtuh setelah kematian kedua orangtua mereka sewaktu masih bayi. Upin dan Ipin bersekolah di Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung, di mana mereka berteman dengan banyak teman yang bermacam-macam tingkah lakunya, seperti Mei Mei yang imut dan berkepribadian cerdas, Jarjit Singh yang gemar membuat humor dan membuat pantun, Ehsan yang suka menyendiri, cerewet dan suka makan, Fizi (sepupu Ehsan) yang penuh keyakinan diri tetapi suka mengejek orang lain, dan Mail yang berkemampuan untuk berjualan, suka melamun dan mengantuk karena ia berjualan ayam semalam dan pandai berhitung.
Kampung Durian Runtuh dipimpin oleh Isnin bin Khamis yang lebih dikenal bernama Tok Dalang karena merupakan ahli wayang kulit. Tok Dalang memiliki sebuah pohon rambutan untuk tujuan komersial dan memelihara ayam jantan yang bernama Rembo. Penduduk lain yang dikenal ialah Muthu, pedagang makanan yang tinggal bersama anaknya Rajoo dan sapi peliharaannya yang bernama Sapy; Saleh, seorang transgender yang senang berkata kasar; dan Ah Tong, pengirim tanaman yang pandai berbicara. Kampung Durian Runtuh juga didatangi oleh seorang gadis bernama Susanti yang merupakan pindahan dari Jakarta, Indonesia. (http://id.wikipedia.org/wiki/Upin_%26_Ipin)







BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Pendekatan
Pendekatan yang digunakan untuk meneliti Tindak Tutur Ekspresif pada Film Animasi Upin dan Ipin ini adalh pendekatan kualitatif. Karena objek yang diamati berupa objek yang di amati diambil dari video Upin dan Ipin episode 13, 14, dan 15.

B.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Yaitu metode yang berusaha menggambarkan sesuatu yang terjadi  sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

C.    Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindak tutur direktif yang berupa kata, kalimat, dan wacana. Sumber data dalam penelitian ini adalah film animasi Upin dan Ipin episode 13, 14 dan 15 yang ditranskripsikan.

D.    Teknik Penelitian
a.       Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat dan teknik pustaka. Teknik penelitian yang dilakukan adalah dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis data atau kalimat-kalimat yang terdapat tindak tutur ekspresif dari video yang telah ditranskripsikan ke dalam teks. Dengan teknik penelitian ini, akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai tindak tutur ekspresif dari film animasi Upin dan Ipin episode 13, 14, dan 15. Durasi dari film Upin dan Ipin episode 13 selama 5 menit 2 detik, episode 14 selama 5 menit dan episode 15 selama 5 menit. Jadi jumlah durasi pada 3 episode filmnya ad 15 menit 2 detik.
b.      Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini denga teknik sebagai berikut.
·         Mengumpulkan data dari film animasi Upin dan Ipin.
·         Mentranskripsikan data yang telah dikumpulkan.
·         Mengidentifikasi data yang berkenaan dengan tindak tutur ekspresif.
·         Menyimpulkan data dan menyusun laporan hasil penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Transkripsi Percakapan Film Animasi Upin dan Ipin
Transkripsi percakapan film animasi Upin dan Ipin adalah sebagai berikut.

1.      Episode 13: Sayang Kak Ros
Upin                     : Kak ros kak ros tak lame lagi raya kan? Kita orang tak de baju raya keh?
Kak Ros               : Pakai za tahun lepas punya.
Upin                     :Alah kak, tak seronok lah tak de baju baru.
Ipin                       : Ha eh lah ka, yang dulu punya dah pendek.
Kak Ros               : Hayaleh, macamlah kau tu tak tinggi sangat.
Ipin                       : Alah lah ka, kawan kita orang semua dah baju raya baru tau.
Kak Ros               : Tak payah lah nengok orang.
Upin                     : Halah akak ne, cum lah Ipin kita minta ka opa?
Ipin                       : Hemmm, betul betul betul.

Upin+Ipin                        : Opah…
Opah                    : Iya
Ipin                       : Opah, raya ne tak da baju baru kah?
Opah                    : Ada, nak warna apah?
Ipin                       : Hah, Ipin nak warna merah jambu.
Upin                     : Ih, itu warna perempuan lah.
Ipin                       : Ya  keh?
Upin                     : Kan akak suka pakai warna tu.
Ipin                       : Ya lah, Ipin nak warna kuning lah.
Upin                     : Tak boleh.
Ipin                       : Hah, apa salah pula?
Upin                     : Aku dah cup.
Ipin                       : Ih, mana main cup cup.
Upin                     : He he
Opah                    : Tak pe, nanti opah belikan sepasang sorang.
Upin                     : Opah, bila kita nak pergi beli?
Opah                    : Bila sampe masanya kita pergilah.
Upin+Ipin                        : Janji yah opah?
Opah                    : Janji…
Upin                     : Heem, opah nak belikan kita orang baju baru.
Ipin                       : Heeh.
Kak Ros               : Heh, opah manjakanlah dia orang tu.
Ipin                       : Jangan marah.

Upin                     : Eh Mail kau nak pergi mana?
Mail                      : Cari buluh dengan bapak aku.
Ipin                       : Cari buluh? Buat ape?
Upin                     : Kau nak buat meriam buluh eih.
Mail                      : Heh, tak lah, aku nak buat lemang, kau bapak aku jual lemang raye.
Upin                     : Ya keh, jangan jadi macam Fiji main marcun itu bahaye.
Ipin                       : Ingat, menyesal nanti.
Mail                      : Tau, aku pun raye juga.
Upin                     : Ih, kau kan tak puase, mana boleh raye.
Ipin                       : Betul betul betul.
Mail                      : Kan aku dah puasa satu hari, cikgu Jasmin cakap itu satu permulaan yang bagus.
Upin                     : Boleh kah satu hari je puasa?
Mail                      : Tahun depan aku puasa lah.
Ipin                       : Betul tu, tahun ne dah lambat.
Mail                      : Dah lah, opah kau nak beli lemang tak, aku jual 5 ringgit sebatang.
Upin                     : Opah.., Mail jual lemang 5 ringgit sebatang, opah nak beli tak?
Opah                    : Nak, beli lah 4 batang.
Upin                     : Hah, dengar tu.
Mail                      : Dengar, malam raye aku antar.
Upin                     : Cum lah kita cari budak budak lain.

Memei                  : Wah, lu punya baju banyak cantik.
Ikhsan                  : Ha tu lah, aku baru aja beli dengan bapak aku tadi, ini tuk raya pertama, ini tuk raya kedua.
Upin                     : Ai besarnya baju melayu kau Fiji?
Fizi                       : Ih ni Ihsan punya lah, aku punya ka rumah.
Ipin                       : Hah, kau dapat 3 Ihsan?
Ikhsan                  : Hu Oh, ini kalau baju lain kena rendang.
Fizi                       : Aku punya warna hitam, kalau terkena rendang pun takkan nampak, kau orang punya warna apa?
Upin                     : Ha, kita orang tak beli lagi, tapi aku nak warna kuning. Ipin nak merah jambu
Ipin                       : Bukanlah biru..
Fizi                       : Koo rang tak beli lagi, raya dah dekat ne.
Memei                  : Ya lah, nanti abang Salih ukur badan.
Upin                     : Betul juga tuh, kita kena tanya opah ne.
Ihsan                    : Ya udah lah, aku tak sabar nak coba baju raye aku ne.
Fizi                       : He oh, aku pun naik balik.
Fizi+Ihsan            : Bye…
Memei                  : Cum lah kita main!
Ipin                       : 3 orang ja nak main ape?
Memei                  : Ha, kita main masak-masak.
Ipin                       : Ha masak ayam goring
Upin                     : Ih, tak apalah kita orang pun nak balik tanya opah, bye Memei.
Ipin                       : Pagi nanti datang kau.

Upin                     : Opah opah, kita dah nak raye kan?
Opah                    : He ah.
Ipin                       : Baju raye kita orang opah lupa keh?
Opah                    : Tak…
Upin                     : Tapi opah tak ajak pun kita orang pergi beli?
Opah                    : Tak payah…
Upin                     : Tak payah?
Opah                    : Ros…dah?
Kak Ros               : Dah opah…
Opah                    : Hah, pergilah jemput kak Ros!
Upin                     : Buat ape, nanti akak marah, betulkan Ipin?
Ipin                       : Betul betul betul, nanti kena hantam dengan akak.
Opah                    : Tak, pergi ajalah!
Upin+Ipin                        : Heem
                             Wah, cantiknya
Upin                     : Terima kasih ya kak.
Kak Ros               : Hah, ini akak jahitkan, khas untuk adik-adik akak yang rajin berpuase, suke?
Upin+Ipin                        : Suka, sayang kak Ros

2.      Episode 14: Ketupat
Upin                     : Akak, nak kita orang tulung?
Kak Ros               : Tak nak!
Ipin                       : Nak lah ka.
Kak Ros               : Orang kata tak nak, tak nak lah.
Opah                    : Alah Ros, biarlah dia orang tulung, ha duduk duduk.
Ipin                       : Hah, blaaaaa
Kak Ros               : ihhhh, ha, ambil daun tu, anyamlah!
Upin                     : Alah, tenang ja ne, ya kan Ipin?
Ipin                       : Betul betul betul.
Upin                     : Akak, ne daun apa?
Kak Ros               : Daun kelape.
Upin                     : Nak buat macam mana ne ka?
Kak Ros               : Ha bukan yang tu, tu ada lidi lagi lah, ambil yang ne!
Upin                     : Apalah kau Ipin, itupun tak tau.
Ipin                       : Hemm, memang tak tau.
Upin                     : Macam mana ne Ipin?
Ipin                       : Heemm entah…kita tengok opah buat ja lah!
Upin+Ipin                        : Ha? ha? ha?
Upin                     : Akak, malam ne kita gantung kat (kartu) raye ya? Kita orang dapat banyak dari kawan kawan.
Ipin                       : Betul, akak ada dapat tak?
Kak Ros               : Ade, sikit je.
Upin                     : Ya kah kak, abang tu ada bagi?
Kak Ros               : Ha, abang mana?
Upin                     : Alah ka, macam tak tau pula?
Ipin                       : Abang Mul…haha
Kak Ros               : Alah, pandai pandai ja.
Upin+Ipin                        : Hahahaa
Opah                    : Hemmmmm. Kau berdua ada bagi kat (kartu) raye pada cikgu tak?
Upin+Ipin                        : Ada.
Upin                     : Kawan-kawan lain pun bagi.
Opah                    : Ha, bagus!
Upin                     : Macam mane ne Ipin
Ipin                       : Ha, macam ne, mula-mula masuk sini, mbah tu tarik sini, mbah tu pusing pula. Ha, kan dah jadi?
Upin                     : Ihhh, bukan macam tu lah, mari sini aku buat!
Upin                     : ha, macam ne.
Ipin                       : Betul betul betul.
Upin                     : Juga macam ne?
Ipin                       : Owh, betul betul betul.
Upin                     : Macam ne?
Ipin                       : Ha, betul betul betul.
Kak Ros               : Ha, apa yang betulnya? Kan salah tu?
Ipin                       : Betul betul betul, salah.
Upin                     : Heh.
Upin                     : Macam ne ka?
Kak Ros               : Ha, tu namanye ketupat tak jadi, memang kau orang tak pandai, menyibuk ja.
Upin                     : Susah lah kak Ros.
Ipin                       : Ho oh, macam mana ne?
Opah                    : Tak pe, baru belajar sekali mana boleh pandai. Ambil daun tu, coba lagi!
                             Ha,,,tengok, ketupat opah dah siap!
Upin                     : Wah,,, cantiknya!
Kak Ros               : Ha, tengok. Akak punya ketupat pun dah siap!
Ipin                       : Ih, akak punya tak jadilah, tak macam opah punya.
Kak Ros               : Akak punya ketupat bawanglah.
Upin                     : Ha, bentuknya kaya macam badan akak lah, haha.
Ipin                       : Haha…betul betul betul.
Kak Ros               : eiiiihhh budak ne
Upin                     : Jangan marah kak, bulan puase kan banyak sabar!
Ipin                       : Nanti kureng pahala.
Upin+Ipin                        : ahahaaaaa
Ipin                       : Lepas ne nak buat ape dengan ketupat ne opah?
Kak Ros               : Lepas ne, kita isi dengan beras, lepas tu rebus, jadilah ketupat.
Upin                     : Lepas tu kita orang makan. Yeeeeeeeeeee!
Ipin                       : betul betul betul.
Kak Ros               : Makan ajalah yang kau tau.
Upin                     : Kalau tak tau makan, matilah ka.
Upin+Ipin                        : ahahaahahahaha.
Opah                    : Dah dah tu jangan kau nak menusik kak Ros, cepat buat, ikut opah ne!
Ipin                       : Opah, macam mana nak masukkan beras ne, dah penuh?
Kak Ros               : Yang kau sumbat dengan tangan kau tu buat apeh? Buka balik!
Upin                     : Hah, dah jadi!
Kak Ros               : Ihhh kecilnya, mana cukup orang nak makan?
Upin                     : Hah? Tak pa lah, ne Upin punya, biar Upin ja yang makan.
Kak Ros               : Kau ne menghabiskan beras ja, kau buat balik betul betul!
Upin                     : Alah, tak nak buat lah, main lebih bagus, ya kan Ipin?
Ipin                       : Betul betul betul.
Kak Ros               : Itulah orang malas belajar, lekas putus ase.
Upin                     : Tapi tak mengape, asal jangan putus makan.
Upin+Ipin                        : Lari….
Kak Ros               : Hey, balik, buat ketupat ne! tadi sibuk sangat nak buat.

Fizi                       : Ih, kanape ne?
Upin                     : Kak Ros mengamuk, dia buat ketupat, disuruh kite orang tulung, kite orang tak nak.
Ipin                       : Kite orang larilah.
Fizi                       : Makku dah siap masak dah.
Ipin                       : Cepatnye?
Fizi                       : Ya lah, beli ja yang dah siap, tak payah susah susah.
Upin                     : Ade keh?
Fizi                       : Ade, mail jual.
Upin+Ipin                        : Hah???

Mail                      : Dua singgit dua singgit dua singgit!

3.      Episode 15: Zakat Fitrah
Opah                    : Amboy, kotornya, macam balacan.
Pergi mandi!
Ipin                       : Sejam lagi lah, penat neh.
Upin                     : Opah, ketupat Upin dah masak?
Opah                    : Belum, opah tengah rebus lagi, nanti boleh buat di wadah bebuka.
Ipin                       : Bagus bagus bagus.
Upin                     : Opah, tadi masa kita orang balik, ramai orang ka surau.
Ipin                       : Betul betul betul.
Opah                    : Iye..?
Ipin                       : Iye opah

Ipin                       : Wah, banyaknya dapat duit.
Upin                     :Ya lah.

Upin                     : Ihsan apalah yang bapak kau buat tu.
Ihsan                    : Bapak aku tengah bayar zakat, dia tiap tahun macam tu.
Ipin                       : Hah, bayar apa?
Ihsan                    : Hah, tu lah aku tak tau,,apak aku tu..
Bapak Ihsan         : Intan payung, dah dah cum balik.
Fizi                       : Ha intan payung?
Ihsan                    : Hadahlah, aku balik dulu.
Fizi                       : Ih Ihsan tunggu aku!
Ihsan                    : Apalah Fizi ne, janganlah panggil macam tu depan kawan-kawan.

Upin                     : Betul opah, tu orang bayar kat…kat…kat…apalah Ipin?
Ipin                       : Entah?
Upin                     : Ih….
Opah                    : Lha, opah lupe, Ros...Ros…cepat…
Kak Ros               : Ya Opah.
Upin                     : Kenape Opah, Opah lupe ape?
Opah                    : Bayar zakat.
Upin                     : Ha, tu lah opah, zakat, ehem ehem jangan risau opah, bagi ja duit biar Upin dan Ipin yang bayer zakat.
Ipin                       : Betul betul betul, bagi ja tu duit, lepas tu salam.
Opah                    : Kau budak-budak mana tau, Ros jaga ketupat ne, dah nak masak!
Kak Ros               : Baik opah…
Ipin                       : Nak ikut nak ikut.

Upin+ipn  : Assalamualaikum…
Upin                     : Hem, tak da orang lah opah.
Opah                    : Ha, mari kita pergi rumah dia cepat!
Upin+Ipin                        : Assalamualaikum, tu…oh atu…
Atu Dalang          : Walaikumussalam, siapa je yang datang, dah nak buka pause ne.
                             Ih kau Dah, apa hal kau datang ne?
Opah                    : Ne aku nak bayar zaket, besok dah nak raye, takut tak sempat pula.
Upin                     : Ha ah tu, opah dah lupe, nasib baik kita orang yang ingatkan.
Atu Dalang          : Oh, bagus lah tu, ha… naik!
Opah                    : Nah ambil ne, duit ini duit zakat fitrah yang wajib untuk  aku dan tanggunganku bagi tahun ne.
Atu Dalang          : Aku teri…
Upin                     : Ih, kenape atu tak salem? kan surau tadi atu salam sama orang.
Ipin                       : hem, betul betul betul.   
Atu Dalang          : Ih budak ne, mari sini!
Upin                     : Is, akulah, akukan abang.
Ipin                       : Alah, heh
Opah                    : Ha, cakaplah.
Upin                     : Cakap ape atu?
Atu Dalang          : Cakaplah ape yang kau nak cakap.
Upin                     : He he, kan tadi opah dah cakap, atu pun dah ambil duit opah, sekarang atulah jawab.
Atu Dalang          : Iya tak iya juga, aku terima zakatnya.
Ipin                       : Bagus bagus bagus.
Atu Dalang          : Ha, nah, ini resepnya.
Upin                     : Ih, nak buat ape ne tu?
Atu Dalang          : kau simpen ja lah!
Ipin                       : Simpen?
Opah                    : Ha, dah, aku nak balik dulu.
Atu dalang           : Iya lah.
Upin+Ipin                        : Atu, assalamualaikum.
Atu Dalang          : Walaikumussalam.
Opah                    : Jangan lupe malam ne.
Atu dalang           : Insyallah.
Upin                     : Jangan lupa apa opah?
Opah                    : Tak de ape.

Upin                     : Ih Ipin, esok raye kan, kita mesti pergi rumah atu Dalang. 
Ipin                       : Kenapa mesti?
Upin                     : Ya lah, kan orang bagi dia banyak duit.
Ipin                       : Hem, betul betul betul.
Kak Ros               : Ih, itu bukan duit dia lah.
Upin                     :  Hah? Bukan?
Kak Ros               : Iya lah, di kutip aje, duit tu nanti dia bagikan pada orang yang berhak.
Upin                     : Kita orang boleh dapat tak?
Kak Ros               : Boleh.
Upin+Ipin                        : Ye….
Kak Ros              : Boleh plak.
Upin                     : Ha, opah…apalah kak Ros ne?
Opah                    : Macam ne, dalam bulan ramadhan, kita yang hidup senang, cukup makan, cukup pakai, wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk diberi kepada orang susah, miskin…
Upin                     : Napa nak bagi?
Ipin                       :Ha…suka
Upin                     : Iiish
Kak Ros               : Supaye mereka da makanan di pagi raye, jadi semua orang gembiralah.
Ipin                       : Gembira…Hap
Kak Ros               : Ipin, baca doa dulu!

B.     Pembahasan
Berdasarkan transkripsi percakapan di atas, maka diperoleh data tindak tutur ekspresif sebagai berikut.
1.      Ekspresi Senang
Hah, Ipin nak warna merah jambu
Tuturan di atas berisikan tindak ekspresif yang menyatakan rasa senang dari Ipin karena baju baru untuk hari raya akan segera didapatnya yaitu baju baru dengan warna merah jambu.
Heem, opah nak belikan kita orang baju baru
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif yang diekspresikan dengan rasa senang lewat sindiran  Upin kepada kak Ros yang tidak membelikan baju baru untuk Upin dan Ipin.
Wah, lu punya baju banyak cantik
Tuturan di atas dituturkan oleh Memei yang berisikan tindak  tutur ekspresif perasaan senang melalui rasa kagum Memei ketika melihat baju barunya Ikhsan.
Ha tu lah, aku baru aja beli dengan bapak aku tadi, ini tuk raya pertama, ini tuk raya kedua
Tuturan di atas dituturkan oleh Ikhsan yang berisikan tindak tutur ekspresif perasaan senang  dengan rasa bangga yang diperlihatkannya kepada Upin, Ipin, Memei dan Fiji karena memiliki 3 buah baju baru yang baru dibelinya bersama bapaknya.
Aku nak warna kuning. Ipin nak merah jambu
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif perasaan senang dengan rasa bangga sekaligus mengejek Ipin yang diperlihatkannya kepada Memei, Fiji dan Ikhsan bahwa dia menginginkan baju baru untuk lebaran warna kuning dan Ipin warna merah jambu.

Ha masak ayam goring
Tuturan di atas dituturkan oleh Ipin yang menyatakan tindak tutur ekspresif perasaan senang untuk  menanggapi ajakan dari Memei untuk bermain masak-masakan.
Heem
Wah, cantiknya
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin dan Ipin yang berisikan tindak tutur ekspresif perasaan senang yang mengekspresikan rasa kagum ketika melihat 2 lembar baju yang diperlihatkan Kak Ros kepada mereka. Upin dan Ipin mengekpresikan tindak tuturnya dengan menggunakan kata heem dan wah.
Terima kasih ya kak
Suka, sayang kak Ros
Tuturan di atas dituturkan oleh upin dan Ipin yang berisikan tindak tutur ekspresif perasaan senang yang mengekspresikan ucapan terima kasih dan rasa sayang mereka kepada Kak Ros yang telah menjahitkan baju untuk hari raya. Upin dan Ipin mengekspresikan tindak tuturnya dengan menggunakan kata terima kasih dan sayang.
Hah, blaaaaa
Tuturan di atas dituturkan oleh Ipin kepada Kak Ros yang berisikan tindak tutur ekspresif perasaan senang dengan menjulurkan lidahnya karena sikapnya dibela oleh Opahnya.
Ya kah kak, abang tu ada bagi?
Alah ka, macam tak tau pula
Abang Mul…haha
Hahahaa
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin dan Ipin secara bergantian yang berisikan tindak tutur ekspresif perasaan senang dengan tertawa dan tersenyum meledek kak Ros.  Upin dan Ipin mengekspresikan tindak tuturnya dengan kata yak ah ka, alah ka, dan hahaha.
Ha, kan dah jadi
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif perasaan senang karena anyaman ketupat yang dibuatnya sudah jadi.
Betul betul betul
Owh, betul betul betul
Ha, betul betul betul
Betul betul betul, salah
Tuturan di atas dituturkan oleh Ipin yang berisikan tindak tutur ekspresif  perasaan senang untuk menyatakan bentuk-bentuk ketupat yang dibuat oleh Upin sudah benar walaupun akhirnya dia menyatak salah. Ipin mengekspresikan tindak tuturnya dengan kata owh, ha dan salah.
Ha,,,tengok, ketupat opah dah siap
Ha, tengok. Akak punya ketupat pun dah siap

Tuturan di atas dituturkan oleh opah dan kak Ros yang berisikan tindak tutur ekspresif  perasaan senang yang diperlihatkannya kepada Upin, Ipin dan sambil memperlihatkan ketupat yang telah dibuatnya telah selesai satu buah. karena. Opah dan Kak Ros mengekspresikan tuturannya dengan kata ha, tengok.
Wah,,, cantiknya
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif yang menyatakan kekaguman Upin pada ketupat yang telah dibuat opahnya. Upin mengekspresikan tindak tuturnya dengan menggunakan kata wah.
Ahahaaaaa
Ahahaahahahaha
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin dan Ipin secara bersamaan. Tuturan tersebut berisikan tindak tutur ekspresif dengan ekspresi mengejek ketupat Kak Ros sambil mengganggu kak Ros yang sibuk membuat ketupat.
Yeeeeeeeeeee!
Tuturan di atas dututurkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif ungkapan rasa senangnya karena setelah ketupat tersebut di rebus bisa langsung dimakannya. Upin mengekpresikan tindak tutur ekspresifnya dengan kata yeeeeeee!
Wah, banyaknya dapat duit.
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif ungkapan rasa senangnya dengan ekspresi kagum ketika melihat banyaknya uang yang terkumpul di meja mesjid tepat dihadapan Atu Dalang. Upin mengekspresikan tindak tuturnya dengan menggunakan kata wah.
Ha intan payung
Tuturan ini dituturkan oleh Fizi yang berisikan tindak tutur ekspresif ungkapan rasa senang dengan ekspresi mengejek Ikhsan ketika mendengar ucapan ayah Ikhsan yang memanggilnya dengan sebutan intan payung. Fizi mengekspresikan tindak tuturnya dengan menggunakan kata ha.

He he, kan tadi opah dah cakap, atu pun dah ambil duit opah, sekarang atulah jawab
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif ungkapan rasa senang karena Atu Dalang telah berjabat tangan dengannya sebagai bukti penyerahan zakat fitrah. Upin mengekspresikan tindak tuturnya dengan menggunakan kata he he.
Ha…suka
Gembira…Hap
Tuturan di atas dituturkan oleh Ipin yang berisikan tindak tutur ekspresif berupa ungkapan rasa senang karena mendapati di dalam piring Ipin telah berisi ayam goreng pada saat berbuka puasa. Ipin mengekspresikan tindak tuturnya dengan menggunakan kata ha dan gembira.
Berdasarkan pembahasan di atas, mengenai tindak tutur ekspresif  untuk pernyataan rasa senang maka diperoleh hasil ekspresi dalam bentuk kagum, menyindir, meledek, ucapan terima kasih, mengejek dan bangga.

2.         Ekspresi Tidak Senang
Alah kak, tak seronok lah tak de baju baru
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif berupa ungkapan tidak senang yang diekspersikannya dengan rasa kecewa karena Kak Ros mengatakan bahwa Upin dan Ipin tidak mendpaat baju baru lebaran tahun ini.
Hayaleh, macamlah kau tu tak tinggi sangat
Tuturan di atas dituturkan oleh Kak Ros  yang berisikan ungkapan tidak senang yang diekspresikannya dengan mengejek Upin dan Ipin yang badannya tidak terlalu tinggi. Kak Ros mengekspresikan tindak tuturnya dengan menggunakan kata hayaleh.
Halah akak ne, cum lah Ipin kita minta ka opa?
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif yang berupa ungkapan tidak senang dengan menunjukkan rasa kecewa kepada Kak Ros karena permintaan membeli baju baru tidak dipenuhi.
Hah, apa salah pula?
Tuturan di atas dituturkan oleh Ipin yang berisikan tindak tutur ekspresif yang berupa ungkapan tidak senang karena Upin tidak memperbolehkannya meminta baju baru berwarna merah jambu.
Ih, mana main cup cup
Tuturan di atas dituturkan oleh Ipin yang berisikan tindak tutur ekspresif tidak senang dengan menunjukkan rasa kesal kepada Upin karena warna baju yang diinginkannya telah dipilih oleh Upin. Ipin mengekspresikan tindak tuturnya dengan menggunakan kata ih.
Heh, opah manjakanlah dia orang tu
Tuturan di atas dituturkan oleh Kak Ros yang berisikan tindak tutur ekspresif tidak senang dengan menunjukkan rasa kesal kapada Upin dan Ipin yang menyindirnya, karena mereka kan mendapat baju baru dari Opah. Kak Ros mengekspresikan tindak tuturnya dengan menggunakan kata heh.
Orang kata tak nak, tak nak lah
Tuturan di atas dituturkan oleh kak Ros yang berisikan tindak tutur ekspresif dengan menunjukkan rasa kesal kepada Upin dan Ipin yang menawarkan bantuan kepadanya untuk membantu membuat ketupat. Rasa kesal kak Ros diekspresikannya dengan kata tak nak  yang diulang dua kali.
Apalah kau Ipin, itupun tak tau
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif yang berupa ungkapan tidak senang dengan ekspresi mengeluh kepada Ipin yang tidak tahu cara membuat ketupat.
Ha, abang mana
Tuturan di atas dituturkan oleh kak Ros yang berisikan ungkapan tidak senang dengan berkacak pinggang di depan Upin dan Ipin yang sedang meledeknya.
Ih, akak punya tak jadilah, tak macam opah punya
Tuturan di atas dituturkan oleh Ipin yang berisikan tindak tutur eskpresif tidak senang berupa ejekan kepada kak Ros yang ketupatnya tidak seperti yang dibuat opahnya.
Akak punya ketupat bawanglah
Eiiiihhh budak ne
Tuturan di atas dituturkan oleh Kak Ros yang berisikan tindak tutur ekspresif berupa ungkapan tidak senang terhadap ejekan dari Ipin yang menganggap ketupatnya belum jadi. Kak Ros mengekspresikan tindak tuturnya dengan menggunakan kata eiiiiiiiih.
Hey, balik, buat ketupat ne! tadi sibuk sangat nak buat
Tuturan di atas dituturkan oleh Kak Ros yang berisikan tindak tutur ekspresif berupa ungkapan rasa kesal pada Upin dan Ipin yang berlari ke luar rumah setelah menganggunya dan tidak mau lagi belajar membuat ketupat.
Amboy, kotornya, macam balacan
Tuturan di atas dituturkan oleh Opah yang berisikan tindak tutur ekspresif berupa ungkapan tidak senang ketika melihat badan Upin dan Ipin yang kotor setelah bermain. Opah mengekspresikan tindak tuturnya dengan kata amboy.
Apalah Fizi ne, janganlah panggil macam tu depan kawan-kawan
Tuturan di atas dituturkan oleh Ikhsan yang berisikan tindak tutur ekspresif yang menyatakan rasa tidak senangnya pada tuturan Fizi yang memanggilnya dengan sebutan intan payung.
siapa je yang datang, dah nak buka pause ne
Tuturan di atas dituturkan oleh Atu Dalang yang berisikan tindak tutur ekspresif yang menyatakan rasa tidak senangnya dengan menggerutu karena ada orang yang bertamu saat akan berbuka.
Ih budak ne, mari sini
Tuturan di atas dituturkan oleh Atu Dalang yang berisikan tindak tutur ekspresif yang menyatakan rasa kesalnya sambil meminta Upin menjabat tangannya.
Alah, heh
Tuturan di atas dituturkan oleh Ipin yang berisikan tindak tutur ekspresif yang menyatakan rasa tidak senangnya karena Upin telah mangatakan bahwa Upin adalah abangnya dia, sehingga Upin lah yang berhak menjabat tangan Atu Dalang untuk menyerahkan zakat fitrah.
Ih, itu bukan duit dia lah
Tuturan di atas dituturkan oleh Kak Ros yang berisikan tindak tutur ekspresif yang menyatakan rasa tidak senangnya pada niat Upin dan Ipin untuk pergi kerumah Atu Dalang mengharapkan pembagian uang zakat fitrah.
Ha, opah…apalah kak Ros ne
Tuturan di atas dituturkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif yang menyatakan rasa tidak senang dengan menunjukkan muka cemberut dan mengadukan kepada Opah sikap kak Ros yang telah mengerjainya.
Iiish
Tuturan ini dituturkan oleh Upin yang berisikan tindak tutur ekspresif yang menyatakan rasa tidak senangnya kepada tingkah laku Ipin yang langsung mengambil ayam goreng yang disuguhkan Kak Ros. Upin mengekspresikan tindak tuturnya dengan kata iiish sambil memukul tangan Ipin.
Berdasarkan pembahasan di atas, mengenai tindak tutur ekspresif untuk pernyataan tidak senang maka diperoleh hasil ekspresi dalam bentuk rasa kecewa, mengejek, kesal, menggerutu, dan mengeluh.,  
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar ujarannya diartikan sebagai ekspresi mengenai hal yang disebutkan di dalam ujaran itu, misalnya memuji, menyindir, mengeluh, mengucapkan terima kasih dan mengkritik, dan meledek.
Film animasi adalah hasil dari gambaran tangan yang diolah menjadi bergerak bisa menggunakan teknik dua dimensi ataupun tiga dimensi.
Tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam film animasi Upin dan Ipin untuk rasa senang yaitu berupa ungkapan rasa kagum, menyindir, meledek, ucapan berterima kasih, bangga dan mengejek. Dan tindak tutur ekspresif untuk rasa tidak senang  yaitu berupa ungkapan rasa kecewa, mengejek, kesal, mengeluh dan menggerutu.

B.     Saran
Agar penelitian ini menjadi lebih berkembang lagi, diharapkan berikutnya nanti akan nada lagi peneliti-peniliti yang melakukan penelitian mengenai tindak tutur ekspresif ini agar menambah khazanah pengetahuan kita sebagai orang bahasa khususnya dan masyarakat pada umumnya.


                              










DAFTAR RUJUKAN

Jumadi. 2010. Wacana. Yogyakarta: Pustaka Prisma

George Yule. 2006. Pragmatik (Jumadi, Ed).  Banjarmasin: PBS  FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Yuniarti, 2010. Kompetensi Tindak Tutur Direktif Anak Usia Prasekolah (Kajian Pada Kelompok Bermain Anak Cerdas P2pnfi Regional Ii Semarang). Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

docsearchpro.com/bab-ii-pragmatik-implikatur-tindak-tutur-dan-wacana...
elearning.unesa.ac.id/pdf-archive/pengertian-film-kartun-pdf.pdf




http://id.wikipedia.org/wiki/Upin_%26_Ipin